Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Puluhan Tenaga Kesehatan Meninggal Meski Sudah Vaksin Sinovac?

Kompas.com - 04/07/2021, 19:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

 

"Efikasi Sinovac itu kecil 65,3 persen dibanding vaksin lain yang di atas 70 persen. Efikasi itu terus akan menurun dan melemah seiring waktu, apalagi ini sekarang sudah enam bulan (sejak pemberian vaksin pertama bagi nakes pada Januari)," kata Yunis saat dihubungi BBC, Senin (28/06).

Untuk itu, tambah Yunis, tenaga kesehatan perlu mendapatkan imunisasi kembali, yaitu pemberian dosis ketiga.

Sehingga, mendorong antibodi dalam tubuh mereka tetap kuat atau bahkan meningkat.

"Tidak ada masalah (bagi kesehatan jika divaksin ketiga), malah antibodinya akan meningkat dan lebih melindungi tenaga kesehatan," kata Yunis.

Senada dengan Yunis, epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman juga mengatakan pemberian dosis ketiga diperlukan. Ini mengingat munculnya varian virus corona yaitu Delta bahkan Delta Plus, yang lebih menular dan berbahaya.

"Pemberian vaksin ketiga, booster ini penting sekali untuk tenaga kesehatan, kalau memungkinkan lansia (dan) juga komorbid (disuntik dosis ketiga) karena masalah varian baru ini, untuk meningkatkan proteksi," kata Dicky.

Dicky mengatakan, usulan ini muncul karena belum adanya data yang memadai atas efektivitas vaksin yang ada dalam melawan varian baru.

"Booster ini sangat diperlukan untuk memperkuat respons antibodi terhadap varian baru, terutama Delta dan mungkin Delta plus. Selain meningkatkan imunitas, juga meningkatkan efikasinya dari ancaman varian baru," kata Dicky.

Epidemiologi dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, mendukung pemberian vaksin dosis ketiga, namun terdapat dua hal yang perlu diperhatikan.

"Pertama, persoalan stok vaksin yang terbatas, karena targetnya adalah menciptakan kekebalan kelompok, jadi apakah efektif memvaksin mereka yang sudah dapat atau memberikan ke mereka yang belum divaksin?" kata Windhu.

Kedua, apakah vaksin Sinovac efektif dalam menangkal varian baru, sehingga perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu.

"Seperti contoh di Bangkalan, Madura, ada lima nakes yang meninggal, mereka sudah dapat dua dosis vaksin. Saya curiga ini karena varian baru, contoh mungkin varian Delta dari India yang memiliki daya tular tinggi dan kemampuan menghindari antibodi," kata Windhu.

"Nah kalau divaksin dosis ketiga, keempat, tidak ada gunanya jika variannya berbeda dengan vaksin ini [Sinovac] yang varian Wuhan. Sehingga perlu diriset dulu dengan pengurutan keseluruhan genom (whole genome sequencing), varian apa sebenarnya," tambah Windhu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com