KOMPAS.com- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan sebanyak 401 dokter meninggal dunia karena Covid-19. Fasilitas kesehatan (faskes) yang penuh akibat naiknya kasus Covid-19 membuat tenaga kesehatan (nakes) semakin berisiko terpapar virus corona.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Adib Khumaidi dalam Diskusi Daring Tim Mitigasi PB IDI dan Media Terkait Situasi Terkini Pandemi dan Perlindungan Dokter di Indonesia, Jumat (25/6/2021).
Peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia pascalibur Lebaran lalu disebut menjadi salah satu penyebab peningkatan angka penularan virus corona.
Saat ini, sejumlah daerah di Indonesia bahkan telah kewalahan menangani pasien Covid-19.
Kondisi saat ini, kata dr Adib, berkaitan dengan overload Bed Occupancy Rate (BOR) di seluruh fasilitas kesehatan, baik di puskesmas maupun rumah sakit.
"Kondisinya (faskes penuh) membawa risiko paparan yang cukup tinggi pada tenaga kesehatan," ungkap dr Adib.
Baca juga: 161 Dokter Meninggal akibat Corona, IDI: Libur Panjang Selalu Memicu Lonjakan Kasus
Data saat ini, kata dr Adib, ada 401 dokter yang meninggal karena Covid-19. Dari Mei lalu, ada penambahan sekitar 26 sampai 27 dokter yang meninggal.
Berikut data tenaga kesehatan yang meninggal dunia karena Covid-19 per Mei-Juni 2021.
Banyaknya dokter meninggal akibat Covid-19, salah satunya karena tingginya paparan Covid-19 di sejumlah fasilitas kesehatan.
Beredarnya video viral yang menunjukkan sejumlah rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) lainnya yang penuh dengan pasien-pasien Covid-19, kata dr Adib, merupakan kondisi yang memang terjadi saat ini.
"Ini memang kondisi (Covid-19) yang lebih buruk jika dibandingkan dengan Januari," jelas dia.
Sebab, pada Januari lalu, tercatat 65 dokter meninggal dunia karena Covid-19.
Baca juga: 132 Dokter Meninggal karena Covid-19, Vaksin Terbaik Protokol Kesehatan