Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Cangkang Es Misterius di Sekililing Tata Surya, Namanya Awan Oort

Kompas.com - 30/06/2021, 18:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Tak seperti komet-komet yang melintas dengan periode pendek, yang umumnya membutuhkan waktu kurang dari 200 tahun untuk mengorbit Matahari dan berasal dari piringan es di luar Neptunus yang disebut Sabuk Kuiper, asal-usul komet dengan orbit jauh lebih panjang ini lebih sulit dijelaskan.

Kebanyakan komet dengan periode panjang butuh 200 hingga 1.000 tahun untuk mengorbit Matahari. Mereka juga punya bentuk orbit yang tak biasa, sangat dekat dengan Matahari kemudian melaju sangat jauh lagi darinya.

Oort berteori, komet-komet ini mungkin berasal dari sebuah cangkang objek, yang sebagian besarnya terbuat dari batu dan es, dan terletak jauh di luar sistem tata surya kita.

Cangkang objek yang sangat besar ini diperkirakan terbentuk sekitar 306 miliar kilometer hingga 756 miliar kilometer dari Matahari. Ini setara dengan 2.000 hingga 5.000 kali jarak Bumi ke Matahari.

Bila jarak 150 miliar kilometer adalah 0,03-0,08 tahun cahaya (atau astronomical unit - AU), maka beberapa beberapa ilmuwan memperkirakan jarak awan ini terbentang hingga 100.000-200.000 AU.

"Sejauh ini kami tidak memiliki penjelasan lain yang lebih masuk akal untuk komet-komet periode panjang, yang tak ada habisnya kami amati," kata Cyrielle Opitom, yang mempelajari komet dan sistem tata surya di Universitas Edinburgh.

"Saat kami merekonstruksi orbit komet-komet itu, mereka tampaknya berbagi aphelion - jarak terjauh dari Matahari - yang sama. Yakni sekitar 20.000 kali jarak Matahari ke Bumi, di tempat yang kita sebut Awan Oort."

Asal-usul Awan Oort sendiri masih misterius.

Awan oort. Bila dibandingkan dengan sistem tata surya, Awan Oort adalah gelembung besar materi yang menyelimuti planet dan Matahari kita.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Awan oort. Bila dibandingkan dengan sistem tata surya, Awan Oort adalah gelembung besar materi yang menyelimuti planet dan Matahari kita.

Dia bisa saja terdiri dari ratusan miliar atau bahkan triliunan planetesimal berbatu — bongkahan batu atau es padat, mirip dengan komet, yang kerap kali juga merupakan materi pembentuk planet.

Tapi objek-objek ini, semuanya berkumpul dengan jarak beberapa kilometer hingga beberapa puluh kilometer, terlalu kecil untuk dilihat secara langsung dari Bumi, bahkan dengan teleskop kita yang paling canggih sekalipun.

Akan tetapi, salah satu studi terbaru memberikan wawasan lain tentang apa yang mungkin diperlukan agar Awan Oort terbentuk.

Simon Portegies Zwart dan rekan-rekannya di Universitas Leiden University di Belanda, menggunakan serangkaian simulasi komputer untuk mempelajari bagaimana Awan Oort terbentuk secara kronologis, dalam kurun waktu 100 juta tahun.

Ini adalah studi pertama yang menghubungkan setiap langkah dalam pembentukan awan secara bersamaan, alih-alih menelitinya secara terpisah.

"Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa awan tersebut tidak terbentuk dengan cara sederhana, tetapi oleh semacam konspirasi alam, dengan sejumlah proses lain harus mengikuti," kata Portegies Zwart.

Planet-planet, bintang-bintang, dan Bima Sakti, semuanya punya peranan dalam pembentukannya, kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com