Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Vitiligo Sedunia, Perdoski Serukan Jangan Tutupi dengan Make Up

Kompas.com - 27/06/2021, 20:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Pertama kali diresmikan pada 2011, 25 Juni diperingati sebagai Hari Vitiligo Sedunia. Tanggal ini bertepatan dengan hari kematian penyanyi legendaris dunia, Michael Jackson, yang semasa hidupnya mengidap vitiligo.

Hari Vitiligo sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit langka yang jarang dikenali ini.

Indonesia melalui Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) atau Indonesian Society Dermatologu and Venereology (Insdv) mendapat kesempatan menjadi penyelenggara kegiatan World Vitiligo Day yang ke-11.

Baca juga: Waspada Vitiligo, Kelainan Pigmen Warna pada Kulit

Apa itu vitiligo?

Vitiligo merupakan suatu penyakit depigmentasi yang ada di kulit, membran mukosa (lapisan kulit dalam), dan rambut.

Vitiligo memiliki karakteristik lesi khas berupa makula berwarna putih susu (depigmentasi) dengan batas jelas dan bisa bertambah besar akibat hilangnya melanosit fungsional.

Vitiligo bisa muncul saat seseorang beranjak dewasa. Ini disebabkan oleh matinya sel melanosit yang bertugas memproduksi warna kulit.

Penyebab matinya sel melanosit dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti genetik atau keturunan, penyakit autoimun, dan faktor eksternal seperti terbakar sinar matahari atau bahan kimia.

Sebenarnya saat seseorang menyadari vitiligo mulai muncul di kulit atau gejala awal terdeteksi, dan dia segera mendapat penanganan yang tepat, penyakit ini dapat dicegah agar tidak berkembang di tubuh penderita.

Prevalensi vitiligo di seluruh dunia sekitar 0,5 sampai 2 persen. Prevalensi yang sama juga terjadi di Indonesia.

"Prevalensi global vitiligo yaitu sekitar 0,5 sampai dua persen. Ini bukan penyakit berbahaya, tapi memberi dampak emosional yang membahayakan," kata Menkes Budi Gunadi dalam webinar perayaan Hari Vitiligo Dunia ke-11 yang digelar Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelanin Indonesia (Perdoski) pada Jumat (25/6/2021).

Menkes Budi pun mengatakan, kolaborasi dari berbagai pihak mulai dari dokter kulit hingga keluarga akan sangat membantu dalam mengoptimalkan perawatan pasien vitiligo.

Vitiligo dapat terjadi di sejumlah area tubuh, bahkan rambut.SHUTTERSTOCK Vitiligo dapat terjadi di sejumlah area tubuh, bahkan rambut.

Populasi laki-laki dan perempuan yang mengalami penyakit ini seimbang.

Namun pada pasien perempuan dan anak, masalah psikososial lebih terlihat dan menjadi masalah.

"Kunci bagi pasien adalah penerimaan diri. Warna kulit kita tidak menentukan kecantikan kita. Beda itu cantik," kata Budi.

Dalam acara Webinar bertajuk Embracing life with Vitiligo itu, Pengurus Perdoski Dr dr Reiva Farah Dwiyana, SpKK(K), PhD, FINSDV, FAADV, mendorong pasien-pasien vitiligo agar tetap optimis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com