Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Pernah Mewabah di Asia Timur 25.000 Tahun Lalu, Studi Baru Jelaskan

Kompas.com - 25/06/2021, 17:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor

Sumber ABC

Manfaat temuan wabah virus corona purba

Pelacakan terhadap adaptasi gen juga dinilai dapat membantu menemukan gen mana yang berperan penting dalam membantu tubuh melawan penularan.

"Ini bisa membantu usaha mengembangkan obat dan vaksin. Namun dalam waktu bersamaan juga menjelaskan masih akan lebih banyak lagi epidemi yang akan terjadi," kata Dr Souilmi.

Menurut Profesor Alexandrov, kalau saja informasi ini sudah ada sebelum pandemi Covid-19, maka akan sangat membantu dalam menanganinya.

"Kita mungkin akan dalam keadaan lebih baik, sudah ada obat yang tersedia, dan mungkin sudah ada tes awal mengenai vaksin. Kita tidak harus memulai dari nol," katanya.

Vicki Jackson pakar statistik genetika dari Institut Penelitian Medis Walter and Eliza Hall di Melbourne sepakat, jika menemukan hubungan antara gen dan virus dapat membantu kita menanggulangi penyakit baru.

Baca juga: Varian Delta Lebih Menular dan Berbahaya dari Virus Corona Dominan

 

Akan tetapi dia menekankan faktor lain, seperti akses terhadap layanan kesehatan dan mengikuti petunjuk kesehatan akan lebih bermanfaaat dibandingkan faktor genetik ketika kita sakit.

"Hal seperti apa yang dilakukan seseorang, riwayat kesehatan, masalah sosial ekonomi akan lebih berpengaruh dalam risiko seseorang jatuh sakit," kata Dr Jackson.

Meski wabah virus corona di zaman purba berlangsung selama 20.000 tahun, hal tersebut, kata Dr Souilmi tidaklah mengerikan seperti kedengarannya.

"Kita tidak memiliki pengetahuan soal medis ketika itu, tidak ada kebijakan kesehatan publik, vaksin dan respons terkoordinasi untuk menangani epidemi," katanya.

"Bukti kita bisa mengendalikan virus terjadi saat flu Spanyol serta epidemi Ebola," imbuh Dr Souilmi.

Baca juga: 3 Varian Virus Corona yang Masuk ke Indonesia, Kenali Gejala hingga Bahayanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com