Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral di TikTok Video Kulit Rusak Efek Vaksin, Ini Kata Ahli

Kompas.com - 20/06/2021, 17:35 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah video yang diunggah akun @cahyani630 viral di TikTok. Dalam video tersebut, tampak seorang pria paruh baya bercerita kulitnya rusak karena muncul ruam-ruam merah setelah vaksin.

Menurutnya, dalam beberapa hari setelah vaksin, tubuhnya terasa tak enak dan muncul ruam –ruam di bagian tangan dan kaki, yang kemudian mejalar ke bagian tubuh lainnya.

Selain itu, di beberapa bagian tubuh, muncul juga benjolan berisi cairan.

Baca juga: Efek Samping Vaksin Covid-19 dan Cara Mengatasinya

Pria tersebut mengaku akhirnya kembali mendatangi tempat dirinya mendapatkan vaksin untuk berkonsultasi terkait kondisinya.

Petugas medis yang menerimanya tampak heran dan akhirnya mengatakan bahwa pria tersebut terkena cacar.

Potongan gambar dari video Efek Vaksin Kulit Rusak yang viral di TikTok.Tangkapan layar TikTok Potongan gambar dari video Efek Vaksin Kulit Rusak yang viral di TikTok.
Menanggapi hal tersebut, dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Wang Suryany, Sp. KK mengatakan, jika dilihat dari kondisi pria tersebut di video, kemungkinan ia mengalami Bullous Drug Eruption, yaitu reaksi alergi obat dengan gambarannya, timbul ruam-ruam merah dan terbentuk bulla atau gelembung berisi cairan.

“Ini pendapat saya jika dilihat dari videonya ya. Karena saya tidak memeriksa langsung kondisi bapak tersebut, sehingga sulit memastikan apa yang sebenarnya dialami bapak tersebut,” kata dr. Wang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/6/2021).

“Bisa juga ini masuk dalam kategori KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang langka,”imbuhnya.

Baca juga: Kenapa Vaksin Covid-19 Menyebabkan Efek Samping? Begini Kata Ahli

 

Lebih lanjut, dr. Wang mengatakan, beberapa obat yang biasanya menimbulkan reaksi alergi adalah antibiotik, anti epilepsi, golongan NSAID seperti golongan Oxicam, allopurinol, obat-obat herbal, dan obat golongan biological.

“Kebanyakan penyebab alergi obat itu antibiotik. Tapi masalahnya, kita enggak akan pernah tahu siapa yang akan mengalami alergi obat. Lagipula, jika seseorang alergi golongan penicillin, belum tentu dia alergi golongan levofloxacin. Sehingga, enggak bisa dipukul rata,” jelasnya.

“Jika sudah ditemukan obat penyebab alerginya, dokter akan membuat blacklist note dan pasien harus menyampaikan pada semua dokter yang merawatnya, bahwa ia alergi obat itu,” lanjut dokter yang berpraktis di Primaya Hospital Pasar Kemis, Tangerang.

Dokter Wang mengatakan, sangat penting untuk segera berkonsultasi ke dokter spesialis kulit, jika ada efek yang muncul pada kulit setelah divaksin.

Alergi obat, termasuk Bullous Drug Eruption ini bisa sembuh seratus persen, asalkan cepat mendapatkan penanganan yang tepat,” pungkasnya.

Baca juga: KIPI Vaksinasi AstraZeneca Disebut Ringan, Ini 3 Jenis Efek Sampingnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com