Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertolongan Pertama yang Benar untuk Pasien Henti Jantung

Kompas.com - 19/06/2021, 13:03 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Henti jantung bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja. Sayangnya, masih banyak orang yang belum mengetahui bagaimana cara yang benar dalam memberikan pertolongan pertama bagi pasien henti jantung.

Dalam acara Live di Instagram Perki, Jumat (18/6/2021); para pakar menekankan pentingnya memberi bantuan hidup dasar pada menit awal untuk menyelamatkan pasien henti jantung.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Radityo Prakoso, SpJP (K), berkata bahwa ada yang dinamakan golden period (periode emas).

Ketika jantung berhenti bekerja dan tidak mampu lagi untuk memompa darah, diperlukan resusitasi agar otak dan organ-organ tubuh lainnya dapat bertahan hidup.

Baca juga: Khawatir Serangan Jantung, Olahraga Apa yang Paling Cocok untuk Anda?

Pasalnya, tanpa adanya oksigen, otak hanya bisa bertahan hidup selama 6-12 menit dan jantung tidak sampai 30 menit.

Artinya, bila pasien henti jantung tidak diselamatkan dalam waktu enam menit, bisa terjadi kerusakan pada otak yang bahkan dapat menyebabkan kematian.

Inilah mengapa, pasien henti jantung harus segera diberikan bantuan hidup dasar oleh orang-orang yang ada di sekitarnya sekalipun awam. Bila harus menunggu petugas medis untuk datang, bisa jadi nyawa pasien tidak terselamatkan.

Cara memberi pertolongan pertama

Pasien henti jantung sering kali dikira pingsan. Untuk membedakannya, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memeriksa respons pasien. Pasien yang pingsan biasanya masih memiliki respons.

Bila pasien tidak merespons, segeralah meminta pertolongan. Anda bisa menelepon rumah sakit atau bila tidak tahu, teman-teman Anda.

Selagi menunggu bantuan, mulailah melakukan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) atau RJP (Resusitasi Jantung Paru).

Baca juga: Markis Kido Meninggal, Apakah Berolahraga Bisa Sebabkan Serangan Jantung?

Caranya dengan memberikan pijat jantung yang cepat dan kuat sebanyak 100-120 kali per menit. Pastikan dada pasien recoil atau kembali secara sempurna setiap selesai kompresi sebelum menekan kembali.

CPR juga harus dilakukan dengan interupsi minimal dan pasien dievaluasi setiap dua menit.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PP PERKI - IHA (@inaheartperki)

Dokter Radityo berkata bahwa pada masa pandemi Covid-19 ini, tidak dianjurkan untuk melakukan bantuan napas pada pasien henti jantung.

Lalu, sebelum menolong pasien, pastikan diri Anda dan pasien telah memakai masker.

"Hanya dengan CPR, bisa membantu lebih dari 80 persen," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com