Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Serangan Jantung, Olahraga Apa yang Paling Cocok untuk Anda?

Kompas.com - 17/06/2021, 20:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada Senin (14/6/2021), atlet legenda bulu tangkis Indonesia, Markis Kido dikabarkan meninggal dunia akibat serangan jantung saat sedang berlatih di GOR Petrolin, Tangerang.

Kabar duka ini menambah daftar tokoh usia muda yang rajin berolahraga, tetapi meninggal dunia akibat serangan jantung.

Selain Markis Kido, tokoh pemuda lainnya yang meninggal akibat serangan jantung walaupun sering berolahraga adalah Adjie Massaid dan Ashraf Sinclair.

Semasa hidupnya, Ashraf Sinclair diketahui sangat gemar berolahraga di pusat kebugaran dan melakukan CrossFit.

Sementara itu, Adjie Massaid diketahui gemar berolahraga sepakbola untuk mengisi waktu luang ataupun ketika stres.

Baca juga: Markis Kido Meninggal, Apakah Berolahraga Bisa Sebabkan Serangan Jantung?

Melihat kasus-kasus tersebut, mungkin timbul pertanyaan mengenai olahraga apa saja yang berisiko memicu serangan jantung?

Menjawab pertanyaan itu, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Primaya Hospital Makassar, dr Darwin Maulana SpJP berkata bahwa sebenarnya, olahraga memiliki tujuan yang baik untuk kesehatan tubuh kita.

Namun, tidak semua olahraga baik bagi kesehatan tubuh setiap orang, karena setiap individu memiliki kemampuan intensitas olahraga yang berbeda-beda.

Darwin mengatakan, kondisi setiap individu manusia cukup beragam mulai dari aspek usia, status kesehatan, ataupun kebugaran organ-organ tubuh. Salah satunya organ tubuh yang berkaitan dengan jantung.

Namun, dia secara khusus menyoroti olahraga yang intensitasnya tinggi (high intensity training).

Baca juga: 5 Olahraga Terbaik Menurut Sains, Salah Satunya Jalan Kaki

“Saat seseorang melakukan olahraga dengan intensitas yang melebihi kemampuan jantung, terlebih belum diketahuinya kondisi kesehatan jantung saat melakukan olahraga; maka hal tersebut dapat membebani kerja jantung, sehingga dalam kondisi tertentu dapat menyebabkan gangguan pada jantung,” jelasnya.

Menurut Darwin, seseorang yang hendak melakukan high intensity training, sangat disarankan untuk memeriksakan kondisi kesehatan jantungnya kepada dokter. 

Dokter jantung akan memberikan resep olahraga sesuai dengan kemampuan dan kesehatan jantung sesorang saat itu dengan parameter Frequency, Intensity, Time, Type (FITT).

Bila Anda khawatir akan risiko serangan jantung saat olahraga, maka ada baiknya untuk memilih jenis olahraga aerobik.

Sebaliknya, hindari olahraga berjenis resistance training yang merupakan olahraga angkat beban atau pembentukan massa otot).

Baca juga: Cara Mencegah Serangan Jantung Saat Berolahraga, Ini Saran Ahli

Olahraga yang tepat, sesuai dengan kondisi kebugaran dan kesehatan jantung, dapat membantu Anda menghindari serangan jantung. 

Namun, lebih baik lagi olahraga yang telah diresepkan oleh dokter berdasarkan Frequency, Intensity, Time, Type (FITT).

Pasalnya, olahraga yang tepat aakan meningkatkan metabolisme lemak dan kolesterol berlebih dalam darah, sehingga dapat mencegah sumbatan pembuluh darah koroner dan membuat Anda terhindar dari serangan jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com