KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk waspada gempa susulan dan potensi tsunami akibat longsor di bawah laut Maluku.
Dalam informasi update terbaru yang diterima Kompas.com, masyarakat di sepanjang Pantai Japutih sampai Pantai Apiahu Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Maluku diminta untuk segera menjauhi pantai menuju tempat tinggi.
Sebelumnya, BMKG melaporkan adanya peristiwa gempa bumi berkekuatan M 6,1 yang mengguncang wilayah Pulau Seram, Maluku.
Baca juga: UPDATE Gempa Maluku M 6,1: BMKG Minta Segera Jauhi Pantai, Ada Potensi Tsunami
Gempa ini terjadi pada pukul 11.43 WIB, berpusat di titik koordinat 3,39 LS dan 129,56 BT.
Tepatnya lokasi gempa terletak 67 kilometer arah Tenggara, Maluku Tengah.
Berikut 7 tindakan antisipasi yang harus dilakukan sebelum terjadi gempa susulan dan tsunami:
Kunci utama yang harus dilakukan, sebagai antisipasi gempa susulan adalah menghindari struktur bangunan yang retak atau rusak.
Sebab, kematian atau korban jiwa yang meninggal dunia saat terjadi bencana gempa bumi bukanlah akibat peristiwa gempa bumi itu sendiri, melainkan tertimpa bangunan-bangunan yang retak atau rusak dan roboh diguncang getaran gempa.
Umumnya atau seringkali lokasi koordinat gempa bumi pusatnya terjadi di laut. Jika gempa terjadi dengan kekuatan magnitudo yang besar dan skala intensitas getaran yang dihasilkan juga kuat, maka sangat berisiko menghasilkan tsunami.
Golden hour atau waktu emas untuk menyelamatkan diri adalah 3-10 menit sebelum gelombang tsunami sampai ke pantai.
Oleh karena itu, bagi masyarakat yang berada di wilayah perairan diminta untuk segera menjauhi pantai, apabila ada peringatan dini gempa susulan dan potensi tsunami.
Antisipasi yang harus dilakukan selanjutnya adalah berlarilah ke daerah atau wilayah dataran lebih tinggi.
Ini berlaku untuk masyarakat yang ada di sekitar pesisir pantai. Ini juga berlaku untuk masyarakat yang tinggal di dataran rendah dan rawan longsor.
Baca juga: Kerap Menelan Korban Jiwa, Apa Saja Tanda Akan Terjadi Tsunami?
Jika Anda saat ini sedang berada di kantor atau tempat bekerja. Perhatikanlah letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempa bumi.
Serta pastikan Anda sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung.
Perabotan (lemari, cabinet, dan lain-lain) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat, dan lain-lain) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.
Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah, agar terhindar dari kebakaran.
Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.
Aturlah benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah.
Kemudian, cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi, misalnya lampu dan lain sebagainya.
Baca juga: Penyebab Terjadinya Tsunami, Bukan Hanya Gempa Bumi
Sebagai antisipasi, Anda juga perlu menyiapkan alat-alat yang harus ada di setiap tempat Anda bepergian.
Di antaranya seperti kotak P3K, senter atau lampu baterai, radio dan makannan suplemen serta air.
Masukkanlah peralatan beserta dokumen-dokumen penting Anda ke dalam sebuah tas yang siap di bawa kemana saja.
BMKG juga mengingatkan, bahwa ada beberapa tindakan yang harus dipelajari sebagai antisipasi sebelum terjadi gempa.
Pertama, Anda juga harus belajar melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
Kedua, belajarlah menggunakan alat pemadam kebakaran.
Selain itu, penting juga bagi Anda mencatat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat gempa bumi terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.