Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vietnam Deteksi Varian Baru Covid-19, Gabungan B.1.617.2 dan B.1.1.7

Kompas.com - 30/05/2021, 12:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Pemerintah Indonesia belum merilis informasi apakah varian baru yang terdeteksi di Vietnam telah ditemukan di Indonesia.

Wiku Adisasmito, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, mengatakan pemerintah berupaya mengantisipasi masuknya varian baru dari luar negeri dengan memperketat pengawasan dan karantina bagi pekerja migran yang kembali ke kampung halaman.

Namun, seberapa cepat pemerintah Indonesia mendeteksi varian baru virus corona?

Jawabannya: lambat. Ini diutarakan pakar biomolekular Universitas Yarsi, Ahmad Rusjdan Utomo.

"Jika Inggris melakukan sampling dengan sangat agresif ketika ditemukan kasus dan klaster besar, mereka segera melakukan genome sequencing. Indonesia, masalahnya, kita tidak punya kemewahan itu," kata Ahmad.

Sementara itu, Siti Nadia Tarmizi dari Kementerian Kesehatan mengungkap alasan mengapa diperlukan waktu hampir empat bulan untuk mengonfirmasi varian baru dari Afrika Selatan terdeteksi di Indonesia.

Ia mengatakan hanya ada 17 laboratorium - dari sekitar 700 laboratorium yang ada di Indonesia - yang bisa melakukan whole genome sequencing (WGS) untuk mengetahui varian virus Covid-19

Baca juga: Benarkah Varian Baru Virus Corona Tak Terdeteksi Tes Antigen? Begini Penjelasan Ahli

"Dan mengapa prosesnya lama, ini sangat tergantung pada bagaimana pengambilan spesimen. Karena dari pengambilan spesimen, dia harus mengalami suatu proses kalau proses itu baik dan menghasilkan kualitas spesimen yang sesuai, itu baru bisa dibaca oleh mesinnya. Karena kalau spesimennya tidak baik dan dalam prosesnya tidak baik, pasti akan dibaca negatif oleh mesinnya. Ini lebih memang perlu sedikit kehati-hatian," katanya.

Hingga saat ini, baru ada sekitar 1.771 sekuens genom virus corona di Indonesia, atau hanya 0,098 persen dari total kasus di seluruh dunia, yang diunggah ke Global Initiative for Sharing All Influenza Data (GISAID), sebuah inisiatif global dan sumber utama yang menyediakan akses terbuka ke data genom virus influenza dan corona yang bertanggung jawab atas pandemi Covid-19.

Minimnya data informasi genom ini akan berpengaruh pada penanganan Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com