Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Pembentukan Selempang Bima Sakti dan Pengaruhnya terhadap Bumi

Kompas.com - 04/05/2021, 12:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjadi salah satu fenomena yang dianggap sebagai pemandangan langit menarik dan tidak boleh dilewatkan, selempang galaksi Bima Sakti bisa disaksikan dari Bumi saat waktu sahur.

Bima Sakti adalah salah satu galaksi terbesar di jagat raya yang berbentuk cakram dan merupakan sekumpulan miliaran bintang di alam semesta ini.

Pembimbing dan Pendamping Forum Kajian Ilmu Falak (FKIK) Gombong dan Majelis Kajian Ilmu Falak (MKIF) Kebumen Jawa Tengah, Marufin Sudibyo mengatakan, Matahari beserta segenap tata surya terletak di tepi Bima Sakti.

Kondisi ini memungkinkan untuk memandang ke sebagian besar struktur galaksi ini.

Baca juga: Fakta Selempang Bima Sakti, Namanya Diusulkan Presiden Soekarno

"Disebut selempang Bima Sakti karena berbentuk mirip selendang halus yang membujur dari utara ke selatan dengan motif tertentu di bagian-bagiannya," kata Marufin kepada Kompas.com, Sabtu (1/5/2021).

Bagaimana selempang galaksi Bima Sakti terbentuk?

Selempang Bima Sakti merupakan bagian galaksi Bima Sakti yang bisa dilihat dari Bumi kita (yang berkedudukan di tepi galaksi).

Menurut Marufin, proses pembentukan galaksi Bima Sakti sendiri mengikuti mekanisme umum pembentukan galaksi di jagat raya kita.

Penampakan selempang Bima Sakti. Foto diambil di Kabupaten Blitar, diabadikan dengan kamera handphone menggunakan aplikasi setting kamera.Lembaga Falakiyah PCNU Kabupaten Blitar / Cak Bahrul Penampakan selempang Bima Sakti. Foto diambil di Kabupaten Blitar, diabadikan dengan kamera handphone menggunakan aplikasi setting kamera.

Setelah jagat raya mengembang lewat peristiwa Dentuman Besar hingga melahirkan inti-inti atom ringan seperti hidrogen dan helium, beserta elektron dan partikel-partikel lainya.

Pada saat itu terjadi titik-titik kerapatan lebih tinggi yang kemudian berkembang menjadi taman pembibitan bintang-bintang generasi pertama.

"Bintang-bintang tersebut menyusun galaksi Bima Sakti purba," ujarnya.

Bintang-bintang ini, sebagian besar yang menyusun galaksi Bima Sakti yang terlihat dari tepian galaksi. Galaksi ini mengandung sekitar 100 hingga 400 miliar bintang.

Seiring waktu, Bima Sakti menyerap materi dari galaksi-galaksi lain yang berpapasan, baik yang bisa dipaksa bergabung maupun tidak. Sehingga ukurannya terus membesar hingga seperti yang disaksikan pada saat ini.

Pelajaran dan pengaruh galaksi Bima Sakti terhadap Bumi

"Pelajaran dari selempang galaksi Bima Sakti pada dasarnya sama dengan pemahaman dari mempelajari galaksi secara umum sebagai bagian dari struktur skala besar jagat raya," jelasnya.

Galaksi tersusun atas bintang-bintang. Mereka umumnya menggerombol sebagai gugus-gugus bintang (cluster) baik yang teratur seperti gugus bola maupun irregular.

Galaksi juga mengandung materi non bintang mulai dari planet hingga debu-debu antarbintang.

Baca juga: Apa Itu Selempang Galaksi Bima Sakti? Fenomena yang Bisa Dilihat saat Sahur

Bagian pusat galaksi Bima Sakti seharusnya ada di tengah-tengah selempang ini, namun tidak bisa kita saksikan karena adanya populasi debu antarbintang sejenis yang menghalangi bidang pandang kita secara langsung ke pusat galaksi.

Selian itu, galaksi Bima Sakti juga tersusun atas materi gelap, yang identitasnya belum banyak terkuak dan masih giat diteliti lebih lanjut.

Mengenai pengaruh selempang Bima Sakti terhadap Bumi, kata Marufin, karena kita hidup di dalam Galaksi Bima Sakti, maka setiap perubahan pada bagian galaksi ini akan berpengaruh ke tata surya dan khususnya Bumi kita.

Namun sejauh ini belum terdeteksi adanya perubahan dramatis yang bisa berpengaruh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com