Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bisa Disembuhkan, Begini Cara Mengobati Endometriosis Penyebab Nyeri Haid

Kompas.com - 29/04/2021, 20:45 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Endometriosis adalah jaringan yang membentuk lapisan dalam rahim, yang juga tumbuh di luar rahim.

Kondisi ini dapat tumbuh pada organ lain di dalam panggul atau perut, dan dapat menyebabkan pendarahan, infeksi, dan nyeri panggul.

Endometriosis dapat menyebabkan seorang perempuan mengalami berbagai keluhan saat menstruasi atau haid seperti nyeri hebat, rasa sakit, kram, perasaan terbakar, yang dapat dirasakan cukup ringan, atau bahkan sangat parah hingga menurunkan kualitas hidup.

Baca juga: Studi Temukan Hubungan Genetik Endometriosis, Depresi hingga Gangguan Mood

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre, dr Moh Luky Satria Syahbana Marwali Sp.OG-KGFER mengatakan, banyak wanita yang menganggap remeh nyeri menstruasi atau haid ini.

Namun, tanpa disadari hal inilah yang kemudian menyebabkan penanganan terhadap endometriosis menjadi lebih rumit.

Padahal, kalau sudah dideteksi dan ditangani sejak awal, endometriosis yang masih kecil dan belum menyebar ke organ lain, tentunya dapat ditangani lebih mudah.

Penanganan atau terapi endometriosis nyeri haid tidak normal

Dikatakan Luky, penyakit endometriosis memang tidak dapat disembuhkan secara menyeluruh, hanya dapat ditangani sesuai dengan tahapannya.

Penanganan endometriosis dapat dilakukan dengan konsumsi obat pereda nyeri, obat hormonal, penyesuaian gaya hidup, ataupun tindakan pembedahan pada kasus yang sudah berat.

Penyesuaian gaya hidup

Modal penting dalam penanganan nyeri haid akibat endometriosis ini adalah pnyesuaian gaya hidup yang dapat dimulai dari pemilihan asupan makanan yang tepat.

Ada beberapa makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita endometriosis, seperti berikut:

- Makanan olahan

- Produk olahan dari sapi (dairy product)

- Makanan yang mengandung gluten

- Kedelai

- Berhenti merokok

- Berhenti minum alkohol

- Mengurangi asupan kafein

Selain itu, perempuan dengan endometriosis disarankan memperbanyak konsumsi makanan berserat, kaya omega 3 dan tinggi magnesium, berikut di antaranya:

- Buah-buahan

- Sayur-sayuran

- Ikan kembung

- Ikan salmon

- Alpukat

- Pisang

- Sayuran hijau

Baca juga: Nyeri Berlebih saat Haid? Waspada Endometriosis, Si Pemicu Susah Hamil

 

Ilustrasi nyeri haid, menstruasi, nyeri panggul, waspada endometriosis.Shutterstock Ilustrasi nyeri haid, menstruasi, nyeri panggul, waspada endometriosis.
Tindakan pembedahan atau operasi

Pada perempuan dengan endometriosis tahap 4 kategori berat, maka biasanya ia sudah menderita nyeri menstruasi dalam kondisi yang cukup parah.

Pada tahap ini, jaringan endometrium, kista, dan perlekatan terjadi cukup parah.

Endometriosis dapat tumbuh sangat besar pada tahapan ini, dan ditemukan di indung telur, dinding panggul, saluran indung telur dan usus.

Baca juga: 8 Gejala Menopause, Haid Tak Teratur hingga Hot Flashes

Selain dengan perubahan gaya hidup yang baik dan sehat, terapi atau penanganan yang dianjurkan kepada pasien adalah tindakan bedah atau operasi.

Luky menjelaskan, penanganan dengan tindakan bedah dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni:

1. Bedah ablasi

Tindakan pembedahan atau operasi ablasi adalah tindakan yang dilakukan dengan ‘membakar’ permukaan endometriosis menggunakan laser panas.

Namun, karena hanya di permukaan dan meninggalkan akarnya, maka jaringan endometrium sangat mungkin dapat muncul kembali, selain itu memiliki risiko lebih tinggi untuk merusak jaringan yang dibakar.

Meski demikian tindakan ini membutuhkan waktu pemulihan yang cukup singkat, banyak dokter yang dapat melakukan tindakan ini.

2. Bedah eksisi

Sedikit berbeda dengan tindakan bedah ablasi, operasi eksisi adalah tindakan pembedahan dengan ‘menyekop’ jaringan endometrium sampai ke akarnya.

Tindakan bedah ini dilakukan dengan alat bedah seperti laser dengan metode laparoskopi. Jaringan endometrium yang diangkat dapat diperiksa patologisnya di laboratorium.

Namun demikian, tindakan ini membutuhkan masa pemulihan yang lebih lama dan tidak semua dokter dapat melakukan tindakan ini.

Efektivitas operasi atau bedah endometriosis

"Dari kedua teknik tindakan bedah tersebut, teknik eksisi dianjurkan untuk dilakukan, karena memiliki angka kekambuhan yang lebih rendah," jelas Luky.

Tapi Lucky menegaskan, setelah dilakukan pembedahan, endometriosis masih dapat kambuh kembali.

Oleh karena itu, perempuan dengan endometriosis harus rutin berkonsultasi ke dokter. Pemberian terapi pengobatan hormonal jangka panjang dapat mengurangi kekambuhan setelah tindakan pembedahan.

Di sisi lain, tindakan pembedahan yang dilakukan berkali-kali karena kekambuhan endometriosis harus dihindari, karena setiap kali operasi endometriosis (terutama untuk kasus kista) dapat menimbulkan penurunan cadangan ovarium.

Sehingga, keputusan untuk melakukan operasi pada endometriosis harus didiskusikan terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan kapan waktu yang tepat dilakukan operasi.

"Penanganan endometriosis membutuhkan perencanaan jangka panjang, yang mempertimbangkan fungsi reproduksi (rencana hamil)," ucap dia.

Diakui Luky, endometriosis memang tidak dapat disembuhkan, karena selalu ada risiko terjadinya kekambuhan.

Namun, deteksi dan diagnosis secara dini sangat penting, untuk memudahkan penanganan dan mencegah endometriosis berkembang ke organ lain di dalam tubuh.

Baca juga: Halo Prof! Benjolan di Ketiak Saat Haid, Apakah Pertanda Kanker?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com