Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nota Kesepahaman Vaksin Nusantara Diteken, Apa Itu Sel Dendritik?

Kompas.com - 20/04/2021, 11:40 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Nantinya, sel B akan membutuhkan waktu untuk merespons membuatkan antibodi yang sesuai dengan antigen tersebut.

"Biasanya sekitar dua minggu. Setelah itu akan muncul antibodi yang spesifik dengan antigen tadi," kata Ahmad.

Jadi, vaksin konvensional mengandalkan sel dendritik yang ada di dalam tubuh.

Baca juga: Vaksin Nusantara Terawan Berbasis Sel Dendritik, Apa Bedanya dengan Vaksin Lain?

Sel dendritik untuk kanker

Sejak awal kemunculannya, vaksin Nusantara selalu mengunggulkan bakal menjadi vaksin personal karena berbasis sel dendritik.

Ini artinya, pembuatan vaksin Nusantara mengeluarkan sel dendritik dari dalam tubuh, kemudian memasukkan sel ke dalam tubuh lagi setelah diberi antigen.

Pandu Riono selaku Epidemiolog Universitas Indonesia pernah mengatakan, terapi sel dendritik sebelumnya banyak digunakan untuk terapi kanker yang bersifat individual.

Nah, vaksin dendritik tersebut diberikan untuk imunoterapi kanker, bukan karena setiap orang diberi jumlah sel dendritik, tetapi karena setiap orang sel dendritiknya bisa mendapatkan perlakuan yang berbeda-beda.

Dalam hal ini, kata Pandu, yang disesuaikan adalah perlakuan terhadap sel dendritik tersebut.

"Jadi pada imunoterapi kanker, sel dendritik tetap diberi antigen, tetapi antigennya bisa dari tumornya dia sendiri. Karena itu sifatnya personal," kata Pandu.

Baca juga: 7 Polemik Vaksin Nusantara, Uji Klinis Lanjut Meski Tak Ada Izin BPOM

Untuk terapi kanker sel dendritik ditambahkan antigen tumor atau kankernya, dan diisolasi dari darah pasien untuk kemudian disuntikkan kembali kepada pasien tersebut.

"Sementara, pada vaksin, sel dendritik ditambahkan antigen virus," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com