Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tanaman Porang Mahal, Pakar IPB Ingatkan Awas Cuma Euforia

Kompas.com - 20/04/2021, 09:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Belum lama ini tanaman porang semakin menggiurkan para petani karena harga jualnya yang relatif tinggi dibandingkan tanaman umbi-umbi lainnya.

Salah satunya adalah Heriyanto, seorang petani porang asal Blora, Jawa Tengah, yang mengungkapkan keuntungan yang didapat dalam menanam porang bisa sampai ratusan juta setiap kali panen.

Namun, menurut Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Edi Santosa S.P M.Si, tingginya harga jual tanaman umbi Porang ini cukup mengkhawatirkan.

"Tantangan kita saat ini adalah bagaimana proses budidaya porang itu jangan membuat harganya yang mahal," kata Edi kepada Kompas.com, Sabtu (4/4/2021).

"Kalau saya prinsipnya begitu ya. Agar ke depannya dapat berkelanjutan," imbuhnya.

Baca juga: Kenapa Harga Tanaman Porang Mahal? Ini 6 Alasannya Menurut Pakar IPB

 

Menurut Edi, saat ini harga porang mahal hanya dikarenakan momen atau euforia sesaat saja. Makanya, harga porang di pasaran satu kilogram bisa dijual dengan harga sekitar Rp5.000-Rp10.000.

"Nah, itu menurut saya terlalu mahal," ucap dia.

Berikut alasan harga jual porang saat ini harus diturunkan karena terlalu mahal.

1. Biaya produksi kecil

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa mahal dengan tidaknya suatu produk pertanian itu sebenarnya harus disesuaikan dengan biaya produksi.

Baca juga: 7 Cara Menanam Porang dari Tanah hingga Panen agar Hasil Berkualitas

 

Sementara, harga atau biaya produksi untuk budidaya dan penanaman hingga perawatan porang terbilang relatif mudah dan murah dibandingkan biaya produksi tanaman umbi lain.

Untuk diketahui, porang merupakan tanaman yang bisa hidup di wilayah mana saja. Asalkan tanahnya gembur, tidak basah dan terkena kontaminasi infeksi.

Selain itu, perawatan budidaya porang pun tidak memerlukan penyemprotan disinfektan secara rutin. Serta, pemupukan pun cukup dilakukan sekali selama masa tanam di musim kemarau.

Tidak hanya itu, jika musim kemarau telah berlalu, dan petani tidak sempat memanennya. Pada musim hujan, tanaman porang akan layu dan seolah mati.

Baca juga: Tak Cuma Punya Nilai Jual Tinggi, Porang Juga Bermanfaat Bantu Diet

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com