Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Siklon Tropis Surigae Bisa Jadi Badai Topan | Polemik Vaksin Nusantara

Kompas.com - 15/04/2021, 06:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Kini, bibit siklon tropis 94W sudah berkembang menjadi siklon tropis Surigae.

“Dari perhitungan kami, potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam beberapa hari ke depan sangat tinggi," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Selasa (13/4).

Berdasarkan citra satelit Himawari-8, diketahui bibit siklon tropis tersebut memiliki kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 30 knot (56 km/jam) dengan tekanan dipusatnya mencapai 1006 mb.

Bibit siklon tropis 94W ini terpantau mulai tumbuh di wilayah Samudera Pasifik sebelah utara Papua, Senin (12/4/2021).

Ada beberapa wilayah di Indonesia yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem akibat bibit siklon tropis 94W - yang kini sudah berkembang menjadi siklon tropis Surigae. Baca selengkapnya di sini:

Bibit Siklon Tropis 94W Terdeteksi, BMKG Minta Jangan Anggap Sepele

3. Vaksin Nusantara diuji langsung ke DPR tanpa izin BPOM, dipertanyakan ahli

Sejumlah anggota Komisi IX DPR dikabarkan akan disuntik vaksin Nusantara dalam uji klinis fase II di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Rabu (14/4/2021).

Diketahui, vaksin Nusantara hingga kini belum mendapatkan izin uji klinis fase II dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Menjawab persoalan tersebut, Ahli Biomolecular Ahmad Utomo mengatakan bahwa prosedur tindakan pemberian uji Vaksin Nusantara ke anggota DPR tersebut tidak wajar.

"Ya ini tidak lazim dalam pengembangan vaksin, karena vaksin ini juga belum terbukti efektif sama sekali," kata Ahmad kepada Kompas.com, Rabu (14/4/2021).

Menurut dia, jika hanya untuk membuktikan keamanan vaksin, hal itu bisa saja dilakukan, dan sebenarnya dari studi fase 1 sebelumnya pun sudah diprediksi produk vaksin itu aman.

"Tapi poinnya bukan saja di keamanan kan, poinnya bagaimana efikasinya (Vaksin Nusantara)?" ujarnya.

Ia juga mempertanyakan tujuan dilakukannya penyuntikan Vaksin Nusantara tersebut kepada anggota-anggota DPR yang tercatat.

"Apakah untuk menjawab pertanyaan sains, atau sekedar momen politik? Tidak paham saya," kata Ahmad.

Baca selengkapnya di sini:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com