KOMPAS.com - Situs Kumitir yang ada di Mojokerto, Jawa Timur disebut tim peneliti sebagai situs peninggalan Kerajaan Majapahit.
Baru ditemukan pada 2019, tim sudah melakukan penggalian tahap ketiga hingga saat ini. Terbaru, mereka menemukan 3 kerangka manusia yang salah satunya masih utuh.
Bukan itu saja, tim peneliti sebelumnya menemukan jejak istana peninggalan Kerajaan Majapahit.
Fakta-fakta tentang situs Kumitir menjadi salah satu topik populer Sains Kompas.com edisi Jumat, 26 Maret 2021.
Selain itu, juga tentang pembentukan antibodi. Disebutkan bahwa setelah divaksin Covid-19, antibodi baru terbentuk pada hari ke-28 setelah mendapat dosis pertama. Artinya pada minggu kedua setelah mendapat dosis kedua vaksin. Bagaimana proses pembentukan antibodi ini?
Baca juga: [POPULER SAINS] Varian Covid-19 dengan Mutasi Ganda | Garam Himalaya
Berikut 5 ulasan berita terpopuler Sains yang layak Anda baca:
Situs Kumitir yang ada di Mojokerto, Jawa Timur belakangan mulai dikenal masyarakat. Ini adalah salah satu situs peninggalan Majapahit.
Nama situs Kumitir makin banyak dikenal orang setelah adanya temuan tiga kerangka manusia awal bulan ini.
Dari tiga kerangka, salah satu kerangka disebut masih utuh.
Tak hanya temuan kerangka manusia yang membuat situs ini menarik. Berikut fakta Situs Kumitir yang dirangkum dari pemberitaan Kompas.com:
Untuk membaca ulasan selengkapnya, klik di sini:
7 Fakta Situs Kumitir Majapahit, Temuan Jejak Istana hingga Kerangka Manusia
Urutannya terbentuknya imun tubuh setelah vaksinasi Covid-19 adalah sebagai berikut:
Pada hari pertama hingga ketujuh, imun berada di titik nol. Itu sebabnya seseorang masih bisa terkena Covid-19 beberapa hari sebelum vaksin kedua.
Diterangkan ahli biologi molekuler Indonesia Ahmad Utomo, saat kita diberi dosis pertama vaksin Covid-19, sistem kekebalan yang ada di tubuh akan berkenalan dengan antibodi dan belajar membuat antibodi untuk melawannya.
Untuk diketahui, antigen adalah zat apa pun yang memicu sistem imun menghasilkan antibodi yang spesifik.
Nah karena saat kita disuntik vaksin dosis pertama tubuh masih belajar mengenali antigen, wajar jika antibodi belum terbentuk.
Pada hari ke-14, kita diberi dosis vaksin kedua. Kita kembali terpapar antigen yang sama.
Saat inilah, tubuh mulai mengingat dan akhirnya memicu sistem kekebalan membuat antibodi untu melawan infeksi.
Untuk penjelasan selengkapnya, baca di sini:
Antibodi Baru Terbentuk Hari Ke-28 Setelah Vaksin, Ini Prosesnya
BMKG mengeluarkan peringatan potensi cuaca ekstrem pada 26 Maret - 1 April 2021.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Meteorologi Guswanto dalam jumpa pers BMKG bertajuk Prakiraan Musim Kemarau 2021 dan Langkah Antisipasi Dalam Menghadapi Potensi Kekeringan serta Kebakaran Hutan Lahan, Kamis (25/3/2021).
Guswanto menjelaskan bahwa dalam sepekan ke depan, kondisi cuaca akan didominasi oleh curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat di sejumlah wilayah Indonesia.
Oleh karena itu, masyarakat harus mewaspadai adanya potensi dampak hujan lebat berupa banjir atau banjir bandang yang berpeluang terjadi di wilayah berikut pada 27-28 Maret 2021.
Daftar wilayah yang harus waspada bisa dibaca di sini:
Peringatan Cuaca Ekstrem, Daftar 26 Wilayah Siaga dan Waspada Banjir
Bintang juga memiliki siklus hidup dan kematian seperti makhluk hidup di Bumi.
Di penghujung akhir hidupnya, bintang mati di alam semesta akan meledak dan ditandai dengan peristiwa supernova berupa kilatan cahaya yang sangat terang.
Bintang memulai hidup mereka ketika fusi hidrogen menyala pada inti yang padat dan panas. Tarikan gravitasi dari massa bintang menekannya dan menjadi titik kecil.
Namun, energi yang dilepaskan oleh fusi mendorong ke luar dan menciptakan keseimbangan halus yang dapat bertahan selama jutaan atau bahkan triliunan tahun.
Bintang kerdil biasanya akan hidup dalam waktu yang sangat lama.
Lalu, bagaimana cara bintang mati atau mengakhiri hidupnya?
Pada umumnya, jenis bintang katai merah dengan sendirinya akan membakar hidrogen dalam intinya selama triliunan tahun.
Baca selengkapnya di sini:
Rahasia Alam Semesta: Bagaimana Cara Bintang Mati?
Pengacara abad pertengahan dan modern awal memilih untuk menulis dokumen hukum di kulit domba, karena membantu mencegah penipuan.
Kesimpulan itu terungkap setelah para ahli dari Universitas Exeter dan Universitas York dan Cambridge mengidentifikasi kulit hewan yang digunakan untuk dokumen hukum Inggris yang berasal dari abad ke-13 hingga ke-20.
Peneliti menemukan, para pengacara di zaman itu hampir selalu menulis di kulit domba, bukan kulit kambing atau kulit anak sapi.
Baca selengkapnya di sini:
Cegah Penipuan, Ratusan Tahun Lalu Pengacara Tulis Dokumen Hukum di Kulit Domba
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.