Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kalinya, Ahli Sukses Kloning Spesies Langka Ferret Kaki Hitam

Kompas.com - 19/02/2021, 13:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Para peneliti berhasil mengkloning spesies ferret yang sangat terancam punah menggunakan sel yang sudah dibekukan selama lebih dari 30 tahun.

Spesies yang dikloning adalah Elizabeth Ann, ferret berkaki hitam yang merupakan spesies langka di Amerika Utara.

Ferret adalah hewan mirip musang tetapi beda keluarga. Ferret berasal dari keluarga mustelidae, sedangkan musang berasal dari keluarga viverridae.

Menurut World Wildlife Fund for Nature, Elizabeth Ann lahir pada 10 Desember 2020.

Baca juga: Kloning Bisa Hidupkan Lagi Hewan Kesayangan Anda, Begini Prosesnya

"Dia lahir menggunakan sel yang dimiliki 'Willa', seekor musang berkaki hitam liar yang mati dan selnya di kriopreservasi pada 1988," menurut pernyataan US Fish and Wildlife Service (USFWS) yang terlibat dalam kloning.

Kriopreservasi, pelestarian cryo, atau konservasi cryo adalah proses di mana organel, sel, jaringan, matriks ekstraseluler, organ, atau konstruksi biologis lainnya yang rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh kinetika kimiawi yang tidak diatur, diawetkan dengan pendinginan pada suhu yang sangat rendah.

Dilansir The New York Times, Kamis (18/2/2021), prestasi ini menandai pertama kalinya spesies yang terancam punah di AS dikloning.

Para peneliti berharap, Elizabeth Ann akan membantu membawa keragaman genetik ke populasi ferret berkaki hitam.

Untuk diketahui, saat ini hanya ada tujuh individu ferret, yang semua anggota spesiesnya adalah saudara.

"Itu adalah komitmen agar kita tetap bisa melihat spesies ini bertahan hidup, yang telah menghasilkan kelahiran Elizabeth Ann," kata Ryan Phelan, direktur eksekutif Revive & Restore, sebuah organisasi konservasi yang terlibat dengan kloning, dalam pernyataan itu.

"Melihatnya yang sekarang berkembang pesat mengantar era baru untuk spesiesnya dan spesies yang bergantung pada konservasi di mana-mana. Dia adalah pemenang untuk keanekaragaman hayati dan penyelamatan genetik," imbuhnya seperti dilansir Live Science, Jumat (19/2/2021).

Ben Novak, ilmuwan utama dari bioteknologi Revive & Restore, bersama ferret kaki hitam Elizabeth Ann yang berusia tiga minggu. Revive & Restore via New York Times Ben Novak, ilmuwan utama dari bioteknologi Revive & Restore, bersama ferret kaki hitam Elizabeth Ann yang berusia tiga minggu.

Ferret berkaki hitam pernah dianggap punah, tetapi para ilmuwan menemukan populasi kecil pada tahun 1981, yang memungkinkan para konservasionis untuk memulai program penangkaran spesies tersebut.

Sekitar 250 hingga 350 musang hidup di penangkaran, dan 300 lainnya hidup di lokasi reintroduksi di alam liar, menurut Revive & Restore.

Tetapi keragaman genetik yang terbatas dari spesies tersebut telah menantang pemulihannya, membuat makhluk tersebut rentan terhadap gangguan kesehatan dan infeksi tertentu, lapor Times.

Karena Willa bukan salah satu dari "tujuh pendiri" populasi, gennya - yang sekarang dimiliki oleh Elizabeth Ann - dapat membawa variasi yang sangat dibutuhkan pada genetika populasi.

Baca juga: Ilmuwan Malaysia Gunakan Teknologi Kloning Kembalikan Badak Sumatera

Proyek untuk mengkloning musang berkaki hitam dimulai pada 2013, dan merupakan hasil kemitraan antara USFWS, Revive & Restore, perusahaan ViaGen Pets & Equine, San Diego Zoo Global, dan Association of Zoos and Aquariums.

Menurut Scientific American, beberapa hewan langka lainnya telah dikloning di belahan dunia lain, termasuk gaur, atau sapi liar, pada tahun 2001, bucardo, atau kambing liar, pada 2009, dan coyote liar pada 2012.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com