Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Perkirakan Virus Corona Ditemukan pada Kelelawar di Negara Ini

Kompas.com - 16/02/2021, 13:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor

KOMPAS.com- Ilmuwan menduga virus corona, SARS-CoV-2 pembawa penyakit Covid-19, mungkin beredar pada kelelawar yang hidup di wilayah Asia.

Ditemukan virus yang mirip dengan virus penyebab Covid-19 pada kelelawar di suaka margasatwa di Thailand timur, seperti dikutip dari BBC Indonesia, Selasa (16/2/2021).

Para ilmuwan memperkirakan virus corona serupa mungkin terdapat pada kelelawar di banyak negara dan wilayah Asia lainnya.

Temuan ini memperluas area di mana virus tersebut ditemukan hingga jarak 4.800 km, yang kemudian memberikan petunjuk bagaimana wabah Covid-19 bermula.

Baca juga: Virus Corona Ada di Kelelawar dan Tak Terdeteksi Selama Puluhan Tahun

 

Peneliti mengatakan meski pengambilan sampel terbatas, mereka yakin bahwa virus corona dengan tingkat keterkaitan genetik yang tinggi dengan SARS-CoV-2 secara luas terdapat pada kelelawar di banyak banyak negara dan wilayah Asia.

Dalam studi yang telah dipublikasikan jurnal Nature Communications, para ilmuwan mengatakan di antaranya wilayah tersebut mencakup Jepang, China dan Thailand.

Pada sejumlah studi sebelumnya, ditemukan bahwa virus corona SARS-CoV-2 muncul pada hewan.

Kemungkinan besar, dalam studi itu virus tersbeut ditemukan pada kelelawar, sebelum menyebar ke manusia.

Saat ini, penyelidikan asal muasal virus corona masih dilakukan oleh tim ilmuwan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: Evolusi Virus Corona pada Kelelawar Terlacak, Ini Penjelasan Ilmuwan

 

Tim WHO temukan kerabat dekat SARS-CoV-2

Dalam studi terbaru, tim WHO penyelidikan asal muasal virus penyebab Covid-19, yang dipimpin Lin-Fa Wang dari University of Singapore mendeteksi kerabat dekat virus SARS-CoV-2 pada kelelawar jenis tapal kuda.

Kelelawar ini tinggal di dalam gua buatan di sebuah suaka margasatwa di Thailand.

Virus yang disebut RacCS203 ini sangat mirip dengan kode genetik SARS-CoV-2, dengan kemiripan genom mencapai 91,5 persen. Selain itu, virus ini juga terkait erat dengan virus corona lainnya, yang disebut RmYN02.

Baca juga: Bukti Baru: Ditemukan Virus Corona Kerabat Dekat SARS-CoV-2 pada Kelelawar

Ilustrasi virus corona (Covid-19)KOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi virus corona (Covid-19)

Virus tersebut ditemukan pada kelelawar di Yunnan, China, dengan kemiripan genom dengan SARS-CoV-2 mencapai 93,6 persen.

"Kita perlu melakukan lebih banyak pengawasan pada hewan. Untuk menemukan asal-usul sebenarnya, tugas pengawasan harus melampaui perbatasan China," kata Profesor Wang.

Salah satu yang menjadi perhatian besar adalah kemampuan virus corona untuk berpindah di antara mamalia yang satu ke yang lain. Misalnya kucing, anjing dan cerpelai.

Dr Thiravat Hemachudha dari Universitas Chulalongkorn di Bangkok, Thailand, adalah bagian dari tim peneliti internasional yang ditugaskan WHO untuk menyelidiki asal virus penyebab Covid-19.

Dia mengatakan virus yang ditemukan pada kelelawar Thailand dan China bertindak sebagai pola sempurna yang dapat bergabung kembali dengan yang lain dan akhirnya berkembang sebagai patogen baru yang muncul, yakni virus Covid-19.

Baca juga: Kelelawar Membawa Banyak Virus Corona, Mengapa Tidak Ikut Sakit?

 

Para peneliti juga melakukan pemeriksaan antibodi pada kelelawar dan trenggiling yang diperdagangkan dan disita di Thailand selatan.

Menurut para tim peneliti WHO, antibodi kedua hewan ini mampu menetralkan virus penyebab pandemi ini, yang merupakan bukti lebih lanjut bahwa virus corona terkait SARS-CoV-2 yang beredar di di Asia Tenggara.

Menanggapi temuan tersebut, Profesor Martin Hibberd dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan temuan tersebut menyoroti penyebaran kelelawar dan virus yang mungkin termasuk pencetus wabah saat ini.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana SARS-CoV-2 (virus corona) ditularkan dari hewan ke manusia, dengan penyelidik WHO baru-baru ini Wuhan, menunjukkan bahwa hingga saat ini, belum ada bukti konklusif tentang bagaimana ini terjadi," jelad dia.

Baca juga: Virus Corona dan Kelelawar, Berevolusi Bersama Selama Jutaan Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com