Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Coronaphobia, Kekhawatiran Berlebih pada Virus Corona

Kompas.com - 16/02/2021, 12:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber Health

KOMPAS.com - Para peneliti mulai menggunakan istilah coronaphobia sejak akhir tahun lalu sebagai jenis kecemasan baru yang spesifik dengan Covid-19.

Setelah menganalisis hampir 500 penelitian yang membahas kekhawatiran dan kepanikan yang dirasakan orang selama pandemi, para peneliti mendefinisikan coronaphobia sebagai respons yang dipicu kekhawatiran berlebihan karena takut tertular virus yang menyebabkan Covid-19.

Kondisi ini menyebabkan kekhawatiran berlebihan yang disertai gejala fisiologis, stres yang signifikan tentang kehilangan seseorang dan pekerjaan, peningkatan perilaku mencari keselamatan, serta penghindaran tempat dan situasi umum, sehingga menngakibatkan gangguan nyata dalam fungsi kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Hadapi New Normal, Jangan Abaikan Rasa Cemas yang Anda Rasakan

Para peneliti mencatat beberapa faktor yang dapat menyebabkan coronaphobia.

Ini termasuk berkubang dalam semua ketidakpastian yang datang dengan pandemi (apakah Anda akan terinfeksi Covid-19, atau apakah ada pemotongan gaji karena pandemi), mengadopsi praktik baru dan perilaku penghindaran.

Selain itu, juga kecemasan yang berkembang ketika Anda mendengar tentang kondisi dunia dan orang-orang terkenal yang tertular virus.

Melansir Health, Una McCann, MD, profesor psikiatri di Johns Hopkins School of Medicine dan Direktur Program Gangguan Kecemasan, mengatakan, kecemasan adalah reaksi normal dan sehat terhadap hal-hal berbahaya. Sebab, ini adalah respons yang dapat dikembangkan siapa pun selama masa stres.

Penelitian telah menunjukkan bahwa kekhawatiran terkait Covid-19 telah menyebabkan tingkat kecemasan yang lebih tinggi.

Namun, bagaimana Anda bisa mengetahui, apakah kecemasan Anda adalah reaksi normal dan sehat terhadap pandemi atau termasuk dalam kriteria coronaphobia?

Coronaphobia atau kecemasan biasa?

Lily Brown, PhD, direktur di Center for the Treatment and Study of Anxiety di University of Pennsylvania, mengungkap bahwa banyak orang bertanya-tanya apakah tingkat kecemasan mereka tentang Covid-19 normal atau apakah mereka terlalu khawatir tentang virus corona.

Untuk membantu mereka mengetahuinya, Brown memberi tahu pasien untuk menggunakan perilaku pandemi mereka sebagai penanda.

"Pada dasarnya, apakah Anda dapat melakukan hal-hal yang perlu Anda lakukan untuk menjalani kehidupan yang relatif memuaskan? Apakah Anda dapat terhubung dengan orang lain? Apakah Anda dapat membeli bahan makanan untuk seminggu? Apakah Anda dapat memenuhi tugas pekerjaan jika Anda sudah bisa mempertahankan pekerjaan?" kata Brown.

"Sering kali yang terjadi, ketika orang mengalami gangguan kecemasan adalah kecemasan mereka mulai meluas sehingga untuk menunaikan kewajiban dan memenuhi kebutuhan mereka menjadi sebuah tantangan," lanjutnya.

Baca juga: Psikolog Sebut Cemas Hadapi Corona itu Normal, Ini Cara Mengatasinya

Halaman:
Sumber Health
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com