Lantas, apa saja kandungan yang ada di dalam batu meteorit tersebut?
Untuk menjawab persoalan tersebut, Kompas.com menghubungi Astronom Amatir Indonesia Marufin Sudibyo, Senin (1/2/2021).
Dijelaskan Marufin, tidak semua batu meteorit yang jatuh ke Bumi memiliki kandungan yang sama di dalamnya.
"Bergantung kepada tipe meteoritnya," kata Marufin.
Sehingga, secara tradisional batu meteorit ini dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu meteorit siderit, meteorit siderolit, dan meteroit aerolit.
Klasifikasi pertama batu meteorit secara tradisional adalah meteorit siderit atau disebut juga dengan meteorit besi.
Meteorit besi umumnya banyak terkandung unsur Besi (Fe) dan Nikel (Ni), dengan perbandingan Besi : Nikel senilai 10 : 1.
Di samping unsur-unsur Besi dan Nikel, Marufin menyebutkan unsur-unsur utama seperti platinum gold elementes (PGE) yang mencakup platina, emas, niobium dan sebagainya juga terkandung di dalam meteorit tipe ini.
Baca juga: Ahli Buktikan, Air di Bumi Berasal dari Meteorit, Kok Bisa?
Klasifikasi tipe kedua yaitu meteorit siderolit atau meteorit besi-batuan.
Karakteristik kandungan di dalam batu meteorit tipe dua ini tidak berbeda dengan meteorit siderit di atas.
Terdapat kandungan unsur-unsur seperti besi, nikel, platina, emas, niobium dan lain sebagainya.
Klasifikasi tipe ketiga batu meteorit adalah meteorit aerolit atau meteorit batuan.
Berbeda dengan kedua tipe sebelumnya, meteorit aerolit (batuan) ini memiliki komposisi mirip batuan beku di Bumi.
"Sebaliknya dalam setiap meteorit (3 tipe di atas) tidak ada kandungan unsur radioaktif hingga lebel yang berbahaya bagi kesehatan manusia," jelas Marufin.
Kandungan batu meteorit di Lampung
Ditegaskan Marufin, batu meteorit yang jatuh di Lampung adalah batu yang sangat kaya akan logam, khususnya Besi. Maka, jika mengonsumsi air rendaman meteorit tersebut, bisa berisiko menyebabkan berlebihnya asupan zat besi ke dalam tubuh.
"Sehingga meningkatkan risiko kerusakan hati dan otak," ujarnya.
Selain itu, apabila konsumsi zat besi berlebihan itu terus berlangsung, maka dalam jangka panjang risiko penyakit lain juga akan meningkat,seperti kanker usus besar, diabates, serangan jantung hingga Alzheimer.
Dengan begitu, perlu diingat bahwa air rendaman batu meteorit ini tidak bisa dipergunakan untuk pengobatan.
Baca juga: Mateorit Jatuh di Lampung, Apa Pengaruhnya ke Lingkungan dan Manusia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.