Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jagal Kucing di Medan, Bagaimana Memutuskan Hewan yang Layak Dimakan?

Kompas.com - 30/01/2021, 16:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber BBC News

 

Terutama untuk kita yang memiliki rutinitas pekerjaan yang membuat kita menjadi jenuh. Sehingga, di saat kita menyaksikan pola tingkah lucu dari hewan peliharaan, maka semua rasa penat dan jenuh mendadak hilang berganti fresh dan bahagia.

Ada rasa kasih dan sayang yang tersampaikan dari pemiliki ke hewan peliharaan dan energi tersebut bisa dirasakan oleh hewan peliharaan mereka.

Mengonsumsi hewan di negara Barat

Sama halnya dengan yang disampaikan oleh Hening, ternyata di negara Barat, kucing dan anjing merupakan perantara untuk merasa terhubung dengan makhluk sosial lain yang sangat penting bagi manusia.

Dosen Psikologi Perkembangan di Universitas Terbuka, Dr Thalia Gjersoe mengatakan anjing sangat baik sebagai hewan peliharaan karena memiliki banyak keterampilan psikologis yang tidak dimiliki hewan lain.

"Kami menganggap anjing memiliki pikiran yang sangat kompleks," ujar Gjerseo seperti dikutip Kompas.com dari BBC edisi (22/6/2015).

"Itulah mengapa pikiran memakannya (anjing) menjijikan, sama seperti kita menganggap makan salah satu teman kita itu menjijikkan," kata Gjerseo.

Peran empati dan rasa jijik dalam keputusan memakan hewan

Pengalaman rasa jijik merupakan mekanisme psikologis penting yang memengaruhi keputusan untuk memakan hewan tertentu.

Faktanya, rasa jijik dianggap sebagai salah satu emosi moral inti.

Menurut Dr Melanie Joy dalam bukunya berjudul Why we love dogs, eat pigs and wear cows (Mengapa kita mencintai anjing, makan babi dan memakai sapi) mengatakan, secara umum semakin empati yang Anda rasakan erhadap seekor hewan, semakin Anda jijik dengan gagasan memakannya.

Dalam ulasan Joy yang dimuat di Leiden Psycology menyebutkan bahwa rasa jijik dengan ide memakan anjing itu dikarenakan kebanyakan orang lebih berempati terhadap anjing, kucing daripada sapi. Sehingga, gagasan atau ide memakan anjing atau kucing itu lebih memuakkan.

Baca juga: Studi: Begini Cara Memasak Daging Merah yang Aman bagi Kesehatan Jantung

Hipotesis bahwa empati memengaruhi pilihan makanan melaluri rasa jijik ini didukung oleh bukti anekdot dan ilmiah dari vegetarian.

Seorang teman vegetarian mengatakan kepada Joy bahwa baginya gagasan makan anjing sama menjijikkannya dengan makan sapi dan bahkan sama menjijikkannya dengan memakan daging manusia.

Peningkatan rasa jijik pada daging bagi vegetarian juga ditemukan dalam studi empiris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com