Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Viral Jagal Kucing di Medan, Psikolog: Jelas Ada yang Sakit di Pelaku

Kompas.com - 30/01/2021, 12:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus viral jagal kucing di Jalan Tangguk Bongkar 7, Kelurahan Tegal Sari Mandala, Kecamatan Medan Denai, menghebohkan warga dan masyarakat luas. Kasus ini terungkap setelah ditemukannya bangkai kepala kucing.

Awalnya, seorang perempuan yang diduga pemilik seekor kucing di Medan kehilangan kucingnya. Bukannya menemukan si pus kesayangan dalam keadaan sehat, dia justru melihat tubuh kucingnya tidak utuh lagi.

Pemilik akun @soniarizkikarai menceritakan, kucingnya hilang selama dua hari.

Kemudian, dia mendapat informasi bahwa kucingnya dimasukkan karung goni oleh seseorang yang sering mengambil kucing untuk dibunuh lalu dijual dengan harga Rp 70.000 per kilogram.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Sonia Rizkika Rai (@soniarizkikarai)

Pemilik kucing tersebut sudah melaporkan kasusnya ke Polsek Medan Area pada Kamis (28/1/2021).

Lantas, kenapa manusia bisa memutuskan untuk menyakiti atau tidak menyakiti seekor hewan?

Baca juga: Kristen Gray Dideportasi Ajak WNA Tinggal di Bali, Ini Kata Psikolog

Menanggapi persoalan ini, psikolog sosial asal Solo, Hening Widyastuti, mengatakan bahwa Tuhan menciptakan kehidupan semesta dengan sebuah harmoni keseimbangan alam antara manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan untuk saling mengasihi, menjaga dan menghargai satu sama lain.

Tindakan dan rasa saling mengasihi, menjaga dan menghargai satu sama lain itu bukan hanya berlaku untuk sesama manusia, tetapi juga dengan makhluk Tuhan lainnya.

Menurut Hening, setiap dari kita memiliki rasa untuk mengasihi hewan seperti ayam, burung, ikan, kucing, anjing, sapi dan lainnya.

"Dan ada (hewan) yang biasa untuk dikonsumsi harian atau hanya sekedar hewan peliharaan saja," kata Hening kepada Kompas.com, Sabtu (30/1/2021).

Dijelaskan Hening, memiliki hewan peliharaan secara psikologis dapat memberi banyak manfaat termasuk dapat menenteramkan jiwa, menjadi teman dan hiburan tersendiri di kala si pemilik sedang dalam situasi jenuh dan penat.

"Memberi makan, memeriksa kesehatan, melihat mereka (hewan peliharaan) tumbuh dan berkembang dengan sehat, tentu menjadi kebahagiaan tersendiri bagi pemiliknya," ujarnya.

Ilustrasi kucing. PIXABAY/STOCKSNAP Ilustrasi kucing.

Terutama untuk kita yang memiliki rutinitas pekerjaan yang membuat kita menjadi jenuh.

Saat kita menyaksikan pola tingkah lucu dari hewan peliharaan, maka semua rasa penat dan jenuh mendadak hilang berganti fresh dan bahagia.

Ada rasa kasih dan sayang yang tersampaikan dari pemiliki ke hewan peliharaan dan energi tersebut bisa dirasakan oleh hewan peliharaan mereka.

Baca juga: Psikolog Khawatir Perilaku Raffi Ahmad Memengaruhi Program Vaksin, Ini Alasannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com