Tim Mitigasi IDI meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan strategi testing secara serentak bagi seluruh lapisan masyarakat.
Hal ini perlu dilakukan supaya dapat menentukan diagnosa dini, dan bisa segera mendapatkan tindakan yang tepat bagi yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut.
Penularan yang tidak terkendali dan tingginya kematian tenaga medis dan kesehatan ini merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi belakangan ini.
Baca juga: 363 Tenaga Medis Meninggal karena Covid-19, Ini 3 Saran dari IDI
"Testing ini dibutuhkan untuk bukan hanya screening (penyaringan), namun juga tracing (penelusuran) dan evaluasi penyembuhan. Saat ini angka testing di Indonesia masih baru mencapai kurang dari 5 persen dari total populasi penduduk Indonesia," kata Adib.
Tim Mitigasi IDI juga mengimbau pemerintah setempat dan pengelola fasilitas kesehatan (fasyankes) untuk memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan yang bertugas menangani pasien.
Baca juga: 161 Dokter Meninggal akibat Corona, IDI: Libur Panjang Selalu Memicu Lonjakan Kasus
Berkaitan dengan angka kasus positif terinfeksi dan kematian akibat Covid-19 semakin meningkat di Indonesia, Adib menegaskan bahwa meskipun program pemberian vaksinasi Covid-19 sudah mulai dijalankan, tetapi masyarakat tidak boleh hanya berpikir untuk mengandalkan vaksinasi ini saja.
"Meskipun program vaksinasi sudah mulai dilakukan di hampir seluruh wilayah di Indonesia, namun hal ini hanya merupakan salah satu upaya pencegahan (preventif)," tegasnya.
Sehingga kondisi ini tidak akan berjalan maksimal apabila masyarakat tetap abai dalam menjalankan protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menjaga jarak, membatasi mobilitas, dan menghindari kerumunan atau keramaian.
Baca juga: Kematian Akibat Covid-19, Data Terbaru IDI Ungkap 228 Tenaga Kesehatan Meninggal Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.