Perbedaan jumlah dan karakteristik sampel tiap lokasi uji klinis ini bisa jadi mempengaruhi perbedaan (atau kemiripan) efikasi dan keamanan vaksin, yang seharusnya dievaluasi secara proporsional, berdasarkan data keseluruhan lintas lokasi uji klinis.
Terlebih karena data tersebut sudah bisa membantu menepis ketidakpastian mengenai efek vaksin pada usia lanjut.
Proses telaah data ini harus segera dilakukan agar revisi rekomendasi untuk memprioritasikan kelompok usia lanjut, bila efikasi dan keamanannya sudah teruji, bisa segera dilakukan pada gelombang pertama vaksinasi.
Di tengah tingginya angka kematian di kelompok usia lanjut akibat Covid-19, penuhnya fasilitas kesehatan di berbagai kota, dan terbatasnya pasokan vaksin di gelombang pertama, pemerintah seharusnya juga memprioritaskan populasi usia lanjut pada program vaksinasi gelombang pertama.
Dengan memprioritaskan vaksinasi untuk populasi usia lanjut, diharapkan kematian dan beban rumah sakit akibat Covid-19 bisa dikurangi secara signifikan di tengah keterbatasan ketersediaan vaksin pada gelombang pertama vaksinasi.
Bimandra Djaafara
PhD student in infectious disease epidemiology, Imperial College London
Fahrin Ramadan Andiwijaya
Research Assistant at Faculty of Medicine, Universitas Mataram. MSc Public Health Student, London School of Hygiene & Tropical Medicine
Fiona Verisqa
PhD candidate in Biomaterials and Tissue Engineering, UCL
Ihsan Fadilah
NIHR Fellow, Department of Biostatistics and Health Informatics, King's College London
Kartika Saraswati
DPhil student in Clinical Medicine, University of Oxford