Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vitamin D Tak Mencegah Penyakit Pernapasan, Hanya Bantu Redakan Gejala

Kompas.com - 17/01/2021, 13:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Semenjak pandemi Covid-19 terus meluas ke berbagai belahan dunia, vitamin D seringkali disebut dapat membantu mencegah infeksi pernapasan.

Untuk memahami lebih lanjut kaitan vitamin D dengan saluran pernapasan, peneliti kembali mengulik penelitian terkait hal ini.

Melansir IFL Science, para ilmuwan di QIMR Berghofer Medical Research Institute di Australia menganalisis data pada 16.000 orang di Australia berusia antara 60 hingga 84 tahun.

Para peserta diberi 60.000 international units vitamin D atau kapsul placebo, setiap bulan hingga lima tahun dan diminta untuk melengkapi laporan kesehatan tahunan, serta buku harian musim dingin, untuk melacak berapa banyak penyakit yang menyerang mereka.

Baca juga: Penuhi Kebutuhan Vitamin D Bisa Jaga Imunitas Tubuh, Kok Bisa?

Profesor Rachel Neale, ketua peneliti dan kepala kelompok Pencegahan dan Etiologi Kanker QIMR Berghofer, mengatakan, hasil uji klinis menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi suplemen vitamin D, terinfeksi pilek dan flu pada tingkat yang sama dengan mereka yang diberi placebo.

"Namun, mereka yang mendapat suplemen vitamin D, secara rata-rata, melaporkan durasi hari sakit mereka lebih sedikit dengan gejala lebih ringan,” kata Profesor Neale.

"Penemuan ini menunjukkan, bahwa vitamin D kemungkinan membantu meningkatkan sistem kekebalan, tetapi vitamin D tidak melindungi orang dari penyakit dan tidak secara nyata meningkatkan kecepatan pemulihan."

Namun, para peneliti juga menunjukkan beberapa peringatan untuk penelitian mereka.

Pada dasarnya, kekurangan vitamin D bukanlah masalah yang tersebar luas di Australia, tempat penelitian ini dilakukan, tetapi banyak negara melaporkan prevalensi status vitamin D rendah yang sangat tinggi. Mereka berpendapat hal ini dapat berpotensi memengaruhi hasil penelitian mereka.

“Ada kemungkinan, efek perlindungan yang lebih besar akan terlihat di negara-negara di mana sebagian besar penduduknya kekurangan vitamin D,” tambah Profesor Neale.

Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak, yang secara alami ada dalam beberapa makanan dan diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap kulit yang terpapar sinar matahari.

Ini memainkan banyak peran penting dalam tubuh, paling tidak beberapa efek yang melibatkan fungsi kekebalan.

Baca juga: Jangan Sepelekan 8 Tanda Tubuh Kekurangan Vitamin D

Ilustrasi vitamin D disebut dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi virus corona yang menyebabkan Covid-19.SHUTTERSTOCK/Alrandir Ilustrasi vitamin D disebut dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi virus corona yang menyebabkan Covid-19.

Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan peningkatan risiko atau keparahan infeksi virus dan penyakit. Namun, kemampuannya untuk mencegah penyakit tidak terlalu jelas.

Beberapa bulan terakhir telah banyak perdebatan tentang apakah vitamin D dapat digunakan dalam perang melawan Covid-19.

Secara keseluruhan, bukti yang mendukung gagasan ini beragam, tetapi beberapa penelitian menunjukkan, vitamin D kemungkinan memiliki kemampuan untuk meringankan kasus Covid-19 yang parah.

Baca juga: Ilmuwan Ingatkan Jangan Jadikan Vitamin D Senjata Lawan Covid-19, Kenapa?

Studi baru yang telah dilaporkan di The Lancet Diabetes and Endocrinology ini, dilakukan sebelum pandemi Covid-19 muncul, sehingga tidak dapat membuat kesimpulan yang dapat diandalkan tentang hubungannya dengan Vitamin D.

Lagi pula, infeksi saluran pernapasan umum sangat berbeda dengan Covid-19 dan tidak mudah dibandingkan.

Profesor Neale menekankan, bahwa siapa pun yang mengkhawatirkan kadar vitamin D dalam tubuh mereka, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter mereka.

Baca juga: Bukti Baru, Vitamin D Turunkan Risiko Kematian pada Covid-19

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com