Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekor Suhu Terpanas Bumi Tahun 2020 Lampaui 2016, Begini Analisis NASA

Kompas.com - 16/01/2021, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Space

Aktivitas manusia lepaskan karbon dioksida

Rekor suhu terpanas ini adalah hasil dari emisi gas rumah kaca yang dihasilkan manusia. Sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas alam.

Membakar sumber daya tak terbarukan ini dapat menciptakan karbon dioksida, yang menumpuk di atmosfer dan memerangkap panas.

"Proses alami Bumi untuk menyerap karbon dioksida yang dilepaskan oleh aktivitas manusia, tumbuhan dan lautan, tidak cukup untuk mengimbangi berapa banyak CO2 yang kita masukkan ke atmosfer," kata Schmidt.

Baca juga: Pecahkan Rekor, Suhu Siberia Terpanas Sepanjang Sejarah Kutub Utara

 

Proses pemanasan global ini hanya akan berlanjut karena spesies kita terus memproduksi dan mengeluarkan gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana.

Faktanya, menurut pernyataan NASA, tingkat karbon dioksida telah meningkat sekitar 50 persen sejak Revolusi Industri 250 tahun lalu, dan tingkat metana di atmosfer telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam rentang itu.

Model iklim saat ini memperkirakan bahwa, karena planet semakin lebih hangat dari waktu ke waktu, kita akan mengalami lebih banyak gelombang panas, yang akan menyebabkan lebih banyak kekeringan dan kebakaran hutan, yang sering kita lihat pada tahun 2020.

Baca juga: Darurat Kenaikan Suhu Bumi, Darurat Energi Terbarukan

 

Selain itu, dampak lainnya yakni musim badai yang lebih intens, naiknya permukaan laut dari pencairan lembaran es dan banyak lagi.

Konsekuensi iklim

Salah satu konsekuensi dari kenaikan suhu ini, Kutub Utara mengalami gelombang panas yang serius pada tahun 2020.

Suhu musim panas melonjak di atas 38 derajat Celcius di Siberia, dan panas yang meluas di Kutub Utara bahkan menyebabkan fenomena kebakaran hutan.

Baca juga: NASA: Asap Kebakaran Hutan Australia Menyebar ke Seluruh Dunia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com