Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berumur 61 Tahun, Orangutan Tertua di Dunia Disuntik Mati

Kompas.com - 12/01/2021, 17:30 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Seekor orangutan, yang diyakini sebagai orangutan tertua di dunia, mati di kebun binatang Oregon, Portland, Amerika Serikat, pada umur 61 tahun.

Inji demikian nama orangutan dari Sumatera itu, sangat populer, baik di kalangan staf kebun binatang maupun para pengunjung.

"Kami sangat sadar bahwa ia tidak akan hidup selamanya, meski begitu kami tetap sedih, kami terluka. Para pengunjung juga berduka," kata Bob Lee, pejabat kebun binatang, seperti dikutip oleh situs resmi Oregon Zoo, AS.

Lee mengenang bagaimana Inji dengan santai mencoba melihat isi tas para pengunjung.

Baca juga: Studi Awal: Kecerdasan Gagak Usia 4 Bulan Mirip Orangutan Dewasa

Staf dan pengunjung tahu betul kebiasaan Inji dan mereka sengaja menempatkan mainan atau benda-benda dengan warna mencolok untuk menggoda rasa ingin tahun Inji.

Saat sehat, orangutan ini sangat aktif.

"Ia sepertinya senang sekali mempelajari manusia, ia senang melihat orang, terutama anak-anak," kata Lee.

Di alam liar, orangutan jarang mencapai umur lebih dari 40 tahun. Pada usia 61 tahun, ia terlihat makin pasif.

Ia jarang meninggalkan sarangnya dan seperti tak lagi tertarik dengan makanan yang selama ini ia sukai.

Dalam beberapa pekan terakhir, kesehatan Inji sangat menurun.

Pada hari Sabtu (10/1/2021), ketika disimpulkan bahwa obat pereda rasa sakit tidak membantu, dokter hewan dan staf kebun binatang akhirnya mengambil keputusan sulit: Inji disuntik mati.

Diserahkan ke kebun binatang pada 1961

Oregon Zoo mengatakan tanggal lahir Inji sebenarnya tak diketahui secara pasti.

Diyakini, ia lahir di alam liar pada 1959 atau 1960.

Ia masuk ke Amerika Serikat melalui perdagangan satwa liar, yang saat itu masih legal. Oleh sang pemilik, Inji diserahkan kepada Oregon Zoo pada 1961.

Diperkirakan umur Inji sekitar satu tahun ketika diserahterimakan kepada pihak kebun binatang pada 30 Januari 1961.

Inji, orang utan dari Sumatera diserahkan ke kebun binatang Oregon, di Portland, AS, pada 30 Januari 1961.Oregon Zoo/BBC Indonesia Inji, orang utan dari Sumatera diserahkan ke kebun binatang Oregon, di Portland, AS, pada 30 Januari 1961.

"Kami senang bisa menjadi rumah yang menyenangkan bagi Inji. Kami sedih saat mengingat bagaimana ia sampai di sini," ujar Asaba Mukobi, staf di kebun binatang.

Ia mengatakan perdagangan satwa liar sudah dilarang, namun kemungkinan adanya pasar-pasar gelap bukan tidak mungkin.

"(Pasar gelap) ini adalah salah satu ancaman terbesar bagi orangutan," katanya.

"Orang utan diambang kepunahan, terutama orang utan Sumatera, tempat Inji berasal," kata Mukobi.

Baca juga: Tak Cuma Manusia, Orangutan Sumatera Berisiko Tinggi Terinfeksi Corona

Tiga spesies orang utan termasuk terancam punah. Sebagian besar berada di Kalimantan, yang berjumlah sekitar 55.000 ekor.

Jumlah orang utan Sumatera sekitar 15.000 sedangkan orang utan Tapanuli sekitar 800 ekor.

Staf di kebun binatang Oregon berencana memberikan penghormatan bagi Inji ketika pengelola membuka habitat baru untuk simpanse dan orang utan, yang rencananya akan dibuka pada kuartal pertama tahun ini.

Ancaman lain adalah perluasan permukiman dan kegiatan manusia dan aktivitas kebun-kebun kelapa sawit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com