Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Ingatkan Mutasi Virus Perburuk Gelombang Covid-19, Kenapa?

Kompas.com - 06/01/2021, 17:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Science

"Saya sangat berharap kali ini, kita dapat mengenali bahwa ini adalah pertanda awal, dan ini adalah kesempatan kita dapat lebih cepat menghadapi varian ini," kata ahli virologi Emma Hodcroft dari University of Basel.

Kendati Boris Johnson telah menyampaikan bahwa varian baru SARS-CoV-2 ini 50-70 persen lebih menular, namun para ilmuwan tetap berhati-hati dalam menunjukkan ketidakpastian tersebut.

Sejak sebulan terakhir, kasus Covid-19 di Inggris telah melonjak, tetapi peningkatan di setiap negara tidak sama, sehingga tingkat lockdown atau pembatasan yang dilakukan berbeda.

"Skenario (lockdown) yang kompleks, yang menyulitkan dalam menentukan efek dari varian baru virus corona ini," kata ahli biologi evolusi Oliver Pybus dari University of Oxford.

Sudah cukup banyak bukti terkait mutasi virus B.1.1.7, termasuk delapan mutasi pada protein spike pada virus ini.

Baca juga: Covid-19 Indonesia Masuki Masa Kritis, Vaksin Corona bukan Solusi Hentikan Pandemi

 

"Kami mengandalkan beberapa sumber bukti yang mengarah ke arah yang sama sekarang," kata Adam Kucharski, pemodel dari London School of Hygiene and Tropical Medicine.

Dalam salah satu model analisis yang dilakukan Public Health England menunjukkan bahwa sekitar 15 persen kontak orang yang terinfeksi mutasi virus baru B.1.1.7 di Inggris, kemudian dites positif, dibandingkan dengan 10 persen kontak yang terinfeksi dengan varian lain.

Jika negara lain telah mendeteksi B.1.1.7 juga melihat adanya lonjakan kasus Covid-19, maka itu menjadi bukti kuat bahwa varian baru virus corona ini sangatlah menular.

Sejauh ini, tidak cukup bukti terkait varian virus baru SARS-CoV-2 yang dapat membuat orang menjadi lebih sakit.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Inggris, Bagaimana Ilmuwan Menemukannya?

 

Kucharski mengatakan bahwa peningkatan penularan virus penyebab Covid-19 ini jauh lebih berbahaya daripada peningkatan patogenisitas akibat efeknya yang tumbuh secara eksponensial.

"Jika Anda memiliki sesuatu yang dapat membunuh 1 persen orang, tetapi banyak sekali orang yang mendapatkannya. Maka itu, akan mengakibatkan lebih banyak kematian dibandingkan sesuatu yang didapat oleh sejumlah kecil orang tetapi potensi membunuh hanya 2 persen," jelas Kucharski.

Upaya turunkan jumlah reproduksi virus

Viola Priesemann, fisikawan di Max Planck Institute for Dynamics and Self-Organization menjelaskan bahwa apabila benar jumlah reproduksi (R) virus baru di Inggris diperkirakan meningkat antara 50-75 persen, maka mencegah penyebaran virus ini akan menjadi lebih sulit.

"Di Jerman, Anda memerlukan dua pengukuran tambahan yang besar untuk menjaga jumlah reproduksi di bawah 1," kata Priesemann.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com