Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena "Glow in the Dark" pada Hewan-hewan Khas Australia, Apa itu?

Kompas.com - 12/12/2020, 20:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor

Sumber ABC

KOMPAS.com- Saat dipaparkan sinar ultraviolet (UV), Tasmanian devil di kebun binatang Amerika Serikat mengeluarkan cahaya. Bahkan, beberapa hewan khas Australia lainnya juga menunjukkan fenomena serupa.

Fenomena yang sama juga ditemukan pada platypus, bilby dan wombat.

Temuan tersebut diunggah oleh Kebun Binatang Toledo di Ohio di halaman Facebook mereka, seperti dikutip dari ABC, Sabtu (12/12/2020).

Dalam unggahan tersebut, peneliti menulis dalam kasus Tasmanian devil, kulit di sekitar moncong, mata dan telinga bagian dalam menyerap sinar UV, kemudian memancarkannya kembali dengan warna kebiruan.

"Tidak jelas apakah fenomena biofluoresensi ini punya tujuan ekologis atau hanya kebetulan," tulis mereka.

Baca juga: Terancam Punah, Populasi Platipus Diprediksi Menghilang di Australia

 

Untuk diketahui, biofluoresensi adalah fenomena 'glow in the dark' atau menyala dalam kegelapan, di mana gelombang cahaya diserap dan kemudian dipancarkan kembali berdasarkan sifat asli dari bulu atau kulit hewan tersebut.

Sebelumnya, fenomena ini telah ditemukan pada tumbuhan, beberapa serangga dan beberapa hewan laut.

Akan tetapi, belum pernah ditemui sebelumnya pada mamalia atau hewan marsupial khas Australia.

Pakar konservasi Kebun Binatang Toledo, Jacob Schoen meyakini bahwa fenomena Tasmanian devil mengeluarkan cahaya adalah yang pertama kalinya terjadi.

Baca juga: Unik, Ikan Berjalan Langka Ini Menampakkan Diri di Perairan Australia

 

"Ketika platypus baru-baru ini ditemukan memiliki biofluoresensi, kami sangat bersemangat untuk mencoba dan menemukannya pada hewan lain, terutama pada mamalia khas Australia," kata Jacob.

Tim di kebun binatang ini kemudian termotivasi pada temuan terbaru pada platypus yang menunjukkan biofluoresensi di bawah sinar UV.

Saat tim berhasil mengamati fenomena 'glow in the dark' pada platypus yang dipamerkan di museum kebun binatang, mereka kemudian mencobanya pada mamalia Australia lainnya, yakni Tasmanian devil.

Tasmanian devil atau setan tasmania, hewan khas Tasmania yang terancam punah.Kompas.com/Ervan Hardoko Tasmanian devil atau setan tasmania, hewan khas Tasmania yang terancam punah.

Pada kunjungan pertama mereka, Jacob mengatakan pengunjung terkejut pada fenomena biofluoresensi tersebut.

Kendati masih sangat awal, namun menurut Associate Professor Menna Jones dari University of Tasmania, ini adalah penemuan yang menarik yang ditemukan para peneliti di Kebun Binatang Toledo.

"Saya pikir ini penemuan yang sangat menarik karena menunjukkan bahwa Tasmanian devil bisa saja memiliki spektrum sensorik yang lebih luas yang sebelumnya tidak kita sadari," kata dia.

Dr Jones mengatakan masih banyak yang harus diteliti mengapa fenomena glow in the dark ini terjadi pada Tasmania devil dan hewan khas Australia lainnya.

Baca juga: Hewan Terpanjang Sedunia Ditemukan di Laut Dalam Australia

 

"Sekarang, saat peneliti ingin mengetahuinya lebih lanjut, itu berarti kita bisa menemukan komunikasi sensorik di kalangan hewan yang sama sekali tidak kita sadari sebelumnya," jelas Dr Jones.

Dengan penemuan ini, para peneliti di kebun bintang tersebut berharap studi tersebut dapat menjadi langkah pertama untuk mengungkap lebih banyak bagaimana Tasmanian devil berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.

"Kita tahu bahwa pada spesies burung, biofluoresensi digunakan untuk menarik pasangannya, sehingga bisa saja ini juga menunjukkan sinyal Tasmanian devil ke spesies lain," kata Dr Jacob.

Kendati penemuan ini menarik, namun para peneliti di Kebun Binatang Toledo tetap berhati-hati.

"Banyak benda mati menunjukkan biofluoresensi, jadi penting untuk dicatat jika terkadang itu hanya kebetulan, agar tidak menarik kesimpulan terlalu cepat," kata Dr Jacob menjelaskan fenomena 'glow in the dark' pada hewan khas Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com