Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Penyebab Buang Air Besar Berdarah yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 22/11/2020, 10:10 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber SELF

 

5. Mengonsumsi makanan mengandung E. coli

“Infeksi tertentu dapat menyebabkan peradangan usus besar yang menyebabkan perdarahan, dan itu termasuk infeksi yang disebabkan oleh E. coli,” kata Dr. Staller.

Strain E. coli tertentu biasanya dapat menyebabkan diare berdarah dan kemudian menyebabkan gagal ginjal.

Jika itu E. coli, maka kabar baiknya orang dewasa yang sehat biasanya pulih dari E. coli dalam waktu sekitar seminggu.

Secara umum, istirahat dan minum banyak cairan untuk membantu mencegah dehidrasi adalah hal utama yang harus dilakukan.

Kabar buruknya adalah E. coli yang menyebabkan diare berdarah, seringkali membuat orang cukup sakit hingga harus mendapat perawatan di rumah sakit.

Di rumah sakit, Anda dapat menerima perawatan suportif, seperti cairan infus, transfusi darah, dan akan ada dialisis ginjal.

Meskipun E. coli Anda cukup jinak sehingga dapat pulih di rumah, jangan minum obat anti diare karena ini memperlambat sistem pencernaan dan mencegah tubuh membuang racun.

Baca juga: Tak Direkomendasikan WHO, Amankah Minum Obat Penghenti BAB Saat Diare?

6. Penderita tukak lambung

Tukak lambung adalah luka terbuka yang berkembang, baik di lapisan dalam perut atau bagian atas usus kecil (ulkus duodenum).

Ulkus ini bisa terjadi karena infeksi bakteri dan penggunaan obat penghilang rasa sakit seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen sodium.

Sementara sebagian besar penderita tukak lambung tidak menunjukkan gejala, gejala paling umum adalah sakit perut.

Namun, dalam kasus yang lebih jarang dan lebih parah, hal ini juga bisa berakhir dengan keluarnya darah hitam pada feses Anda.

“Ini bisa tampak mengkilap dan lengket serta memiliki bau yang khas,” Gail Bongiovanni, M.D., seorang ahli gastroenterologi dan profesor tambahan di divisi penyakit pencernaan di University of Cincinnati College of Medicine.

Feses berwarna gelap ini juga dikenal sebagai melena dan memiliki konsistensi seperti selai kacang.

Jika Anda menyadarinya, ini menunjukkan bahwa Anda memerlukan evaluasi saluran usus bagian atas untuk menemukan sumber pendarahan.

Jika Anda menderita tukak lambung, maka dokter akan meresepkan obat untuk menetralkan asam lambung yang mengiritasi atau obat untuk membantu melindungi jaringan yang melapisi perut dan usus kecil.

Jika tukak lambung berdarah, maka memerlukan prosedur yang disebut endoskopi bagian atas sehingga ahli gastroenterologi dapat mengobati perdarahan dan menghentikan pendarahan lagi.

7. Gejala penyakit Crohn atau kolitis ulserativa

Meskipun ini adalah dua bentuk penyakit radang usus (IBD) yang berbeda, baik Crohn dan kolitis ulserativa (U.C.) dapat menyebabkan peradangan kronis di saluran pencernaan Anda , yang kemudian bisa menyebabkan luka berdarah, dan keluar bersama feses.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, penyakit Crohn adalah penyakit kronis yang menyebabkan peradangan dan iritasi pada saluran pencernaan, biasanya di usus kecil dan awal usus besar.

Kolitis ulserativa adalah penyakit kronis yang menyebabkan iritasi atau pembengkakan dan luka di lapisan dalam usus besar Anda.

Jika dokter Anda mencurigai penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, maka pengobatan IBD bervariasi pada setiap orang.

Melansir Mayo Klinik, biasanya dokter akan melibatkan penggunaan obat anti inflamasi seperti kortikosteroid untuk menjinakkan peradangan, imunosupresan untuk menghentikan sistem kekebalan menyerang saluran pencernaan Anda, dan obat-obatan untuk memerangi gejala seperti diare dan sembelit.

Dokter Anda mungkin juga merekomendasikan operasi, jika perawatan lain tidak membantu sebanyak yang seharusnya.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Menahan BAB Bikin Keringat Dingin?

8. Darah pada feses bisa menjadi tanda kanker kolorektal

Menurut American Cancer Society, pendarahan rektal berwarna merah cerah terkadang bisa disebabkan oleh kanker kolorektal, .

Kanker kolorektal sulit dijabarkan, apalagi tidak langsung menimbulkan gejala. Pendarahan rektal dapat muncul sendiri atau dengan masalah lain.

Hal lain yang bisa muncul seperti diare, sembelit, dorongan terus-menerus untuk buang air besar, perubahan bentuk atau ukuran tinja, sakit perut, kelemahan dan kelelahan, dan penurunan berat badan yang tidak diinginkan.

Faktor risiko untuk kanker kolorektal adalah riwayat polip kolorektal pada pribadi atau keluarga, riwayat penyakit usus, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, berkulit hitam, dan berusia di atas 50 tahun.

Namun, tidak menutup kemungkinan orang muda juga bisa mengalami kanker kolorektal, karena saat ini sudah meningkat secara signifikan pada orang yang lebih muda.

Jika Anda khawatir apakah itu kanker kolorektal, ada baiknya segara cari pertolongan medis, terutama jika Anda memiliki salah satu faktor risiko di atas.

Baca juga: Sulit BAB Saat Bepergian? Ternyata, Ini Sebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com