Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Penyebab Buang Air Besar Berdarah yang Harus Diwaspadai

KOMPAS.com - Ketika menemukan darah dalam feses saat buang air besar (BAB), tentu Anda mulai bertanya-tanya apa penyebabnya.

Meski demikian, tak semua orang segera berkonsultasi pada dokter. Padahal, pendarahan pada dubur bukanlah biasa. Buang air besar dengan darah tak bisa dianggap remeh, karena harus segera ditemukan dari mana darah berasal.

Darah yang ada pada feses bisa berasal dari rektum, usus besar bagian bawah, atau area lain dari sistem pencernaan Anda.

Secara umum, setiap perdarahan di saluran pencernaan Anda terjadi karena pembuluh darah terpapar dan pendarahan ke dalam lumen G.I. sistem.

Ini bukan hal yang normal, dan alasan yang mendasari bervariasi berdasarkan proses penyakit dan lokasinya. 

Melansir Self, (29/9/2020), meskipun sulit untuk mencari tahu sendiri penyebab adanya darah saat Anda BAB, ada baiknya untuk mengetahui apa yang mungkin Anda hadapi.

Berikut adalah 8 penyebab paling umum buang air besar berdarah:

1. Mengidap wasir

Ketika Anda tegang saat mencoba buang air besar, duduk terlalu lama di toilet, atau mengalami diare, hal itu bisa memicu Anda mengalami wasir.

Faktanya, Sekitar tiga dari empat orang dewasa memiliki wasir.

Selain itu, kehamilan, sembelit dan peningkatan tekanan pada bagian bawah tubuh termasuk anus, hingga peningkatan berat badan juga bisa menyebabkan wasir

Gejala wasir biasanya adalah anus yang terasa gatal atau iritasi, kemudian muncul nyeri pada anus hingga anus bengkak.

Ashkan Farhadi, MD, seorang ahli gastroenterologi di MemorialCare Orange Coast Medical Center dan direktur Proyek Penyakit Pencernaan MemorialCare Medical Group di Fountain Valley, California, mengatakan seperti fisura anus (luka robek di anus), darah biasanya berwarna merah cerah.

Karena wasir terbentuk di atau dekat anus Anda, maka darah tidak memiliki waktu untuk menggumpal dan berubah warna menjadi gelap sebelum keluar.

Jika memang Anda mengidap wasir, maka hal pertama ketika Anda melihat darah pada feses, berusia 45 tahun ke atas, memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal, maka Anda harus segera menemui dokter untuk menyingkirkan berbagai penyebab lain, sebelum memutuskan bahwa Anda pasti menderita wasir.

Namun, jika itu benar-benar karena wasir, biasanya darah akan hilang dengan sendirinya. Tapi, menurut Dr. Farhadi, wasir juga bisa menyebabkan pendarahan terus-menerus.

Jika wasir memang masalah Anda, perbanyak makan makanan berserat tinggi untuk melunakkan feses Anda, sehingga buang air besar tidak memerlukan usaha yang sangat besar.

Pastikan juga untuk minum cukup air, karena itu akan merendam serat dan membantu membuat feses lebih lembut dan lebih mudah dikeluarkan.

2. Fisura Anus

Anus dilapisi dengan jaringan tipis dan lembap yang dikenal sebagai mukosa, dan jika terjadi robekan kecil di mukosa tersebut, maka itu disebut fisura anus. Hal tersebut biasanya terjadi saat feses sangat keras dan besar.

Tentu akan menyebabkan rasa sakit dan pendarahan. Darah yang diinduksi fisura anus kemungkinan besar akan berwarna merah cerah, saat terlihat di toilet.

Penyebab lain fisura anus termasuk sembelit, diare kronis, anal seks, dan bahkan setelah melahirkan.

Christine Lee, M.D., seorang ahli gastroenterologi di Klinik Cleveland, mengatakan, kondisi ini akan membaik degan sendirinya.

Meski demikian, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter dan minta diresepskan krim yang mengandung anestesi untuk menghilangkan rasa sakit untuk sementara waktu.

3. Bisa jadi divertikulosis

“Divertikulosis adalah adanya kantung kecil di usus besar, yang terkadang dapat menyebabkan perdarahan,” kata Kyle Staller, M.D., ahli gastroenterologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts.

Menurut Klinik Cleveland, komplikasi dari kantung kecil ini termasuk perdarahan rektal, dan memengaruhi sekitar 20% orang dengan divertikulosis. Kantung ini dapat menyebabkan perdarahan saat terkikis ke dalam pembuluh darah.

Jika itu divertikulosis, maka perdarahan divertikular terkadang berhenti dengan sendirinya. Jika tidak, dokter Anda mungkin melakukan kolonoskopi untuk mencari tahu di mana perdarahan terjadi, sehingga mereka dapat mengakhirinya.

4. Ada polip di usus besar

Polip adalah massa sel berukuran kecil yang dapat terbentuk di lapisan usus besar.

Meski siapa pun dapat mengalaminya, polip lebih sering terjadi pada mereka yang berusia 50 atau lebih, kelebihan berat badan, perokok, atau yang memiliki riwayat pribadi atau keluarga dengan polip usus besar atau kanker usus besar.

Normal untuk memiliki polip usus besar tanpa gejala, tetapi beberapa orang dengan polip mengalami pendarahan rektal dengan feses berawarna merah atau hitam.

Jika itu polip di usus besar, maka sebagian besar polip ini tidak berbahaya, tetapi sebagian kecil dari mereka dapat berkembang menjadi kanker usus besar seiring waktu.

Dokter akan mengobati polip usus besar dengan melakukan endoskopi (pemeriksaan tubuh menggunakan endoskop) untuk membuangnya, lalu memastikan polip tersebut tidak bersifat kanker.

5. Mengonsumsi makanan mengandung E. coli

“Infeksi tertentu dapat menyebabkan peradangan usus besar yang menyebabkan perdarahan, dan itu termasuk infeksi yang disebabkan oleh E. coli,” kata Dr. Staller.

Strain E. coli tertentu biasanya dapat menyebabkan diare berdarah dan kemudian menyebabkan gagal ginjal.

Jika itu E. coli, maka kabar baiknya orang dewasa yang sehat biasanya pulih dari E. coli dalam waktu sekitar seminggu.

Secara umum, istirahat dan minum banyak cairan untuk membantu mencegah dehidrasi adalah hal utama yang harus dilakukan.

Kabar buruknya adalah E. coli yang menyebabkan diare berdarah, seringkali membuat orang cukup sakit hingga harus mendapat perawatan di rumah sakit.

Di rumah sakit, Anda dapat menerima perawatan suportif, seperti cairan infus, transfusi darah, dan akan ada dialisis ginjal.

Meskipun E. coli Anda cukup jinak sehingga dapat pulih di rumah, jangan minum obat anti diare karena ini memperlambat sistem pencernaan dan mencegah tubuh membuang racun.

6. Penderita tukak lambung

Tukak lambung adalah luka terbuka yang berkembang, baik di lapisan dalam perut atau bagian atas usus kecil (ulkus duodenum).

Ulkus ini bisa terjadi karena infeksi bakteri dan penggunaan obat penghilang rasa sakit seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen sodium.

Sementara sebagian besar penderita tukak lambung tidak menunjukkan gejala, gejala paling umum adalah sakit perut.

Namun, dalam kasus yang lebih jarang dan lebih parah, hal ini juga bisa berakhir dengan keluarnya darah hitam pada feses Anda.

“Ini bisa tampak mengkilap dan lengket serta memiliki bau yang khas,” Gail Bongiovanni, M.D., seorang ahli gastroenterologi dan profesor tambahan di divisi penyakit pencernaan di University of Cincinnati College of Medicine.

Feses berwarna gelap ini juga dikenal sebagai melena dan memiliki konsistensi seperti selai kacang.

Jika Anda menyadarinya, ini menunjukkan bahwa Anda memerlukan evaluasi saluran usus bagian atas untuk menemukan sumber pendarahan.

Jika Anda menderita tukak lambung, maka dokter akan meresepkan obat untuk menetralkan asam lambung yang mengiritasi atau obat untuk membantu melindungi jaringan yang melapisi perut dan usus kecil.

Jika tukak lambung berdarah, maka memerlukan prosedur yang disebut endoskopi bagian atas sehingga ahli gastroenterologi dapat mengobati perdarahan dan menghentikan pendarahan lagi.

7. Gejala penyakit Crohn atau kolitis ulserativa

Meskipun ini adalah dua bentuk penyakit radang usus (IBD) yang berbeda, baik Crohn dan kolitis ulserativa (U.C.) dapat menyebabkan peradangan kronis di saluran pencernaan Anda , yang kemudian bisa menyebabkan luka berdarah, dan keluar bersama feses.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, penyakit Crohn adalah penyakit kronis yang menyebabkan peradangan dan iritasi pada saluran pencernaan, biasanya di usus kecil dan awal usus besar.

Kolitis ulserativa adalah penyakit kronis yang menyebabkan iritasi atau pembengkakan dan luka di lapisan dalam usus besar Anda.

Jika dokter Anda mencurigai penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, maka pengobatan IBD bervariasi pada setiap orang.

Melansir Mayo Klinik, biasanya dokter akan melibatkan penggunaan obat anti inflamasi seperti kortikosteroid untuk menjinakkan peradangan, imunosupresan untuk menghentikan sistem kekebalan menyerang saluran pencernaan Anda, dan obat-obatan untuk memerangi gejala seperti diare dan sembelit.

Dokter Anda mungkin juga merekomendasikan operasi, jika perawatan lain tidak membantu sebanyak yang seharusnya.

8. Darah pada feses bisa menjadi tanda kanker kolorektal

Menurut American Cancer Society, pendarahan rektal berwarna merah cerah terkadang bisa disebabkan oleh kanker kolorektal, .

Kanker kolorektal sulit dijabarkan, apalagi tidak langsung menimbulkan gejala. Pendarahan rektal dapat muncul sendiri atau dengan masalah lain.

Hal lain yang bisa muncul seperti diare, sembelit, dorongan terus-menerus untuk buang air besar, perubahan bentuk atau ukuran tinja, sakit perut, kelemahan dan kelelahan, dan penurunan berat badan yang tidak diinginkan.

Faktor risiko untuk kanker kolorektal adalah riwayat polip kolorektal pada pribadi atau keluarga, riwayat penyakit usus, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, berkulit hitam, dan berusia di atas 50 tahun.

Namun, tidak menutup kemungkinan orang muda juga bisa mengalami kanker kolorektal, karena saat ini sudah meningkat secara signifikan pada orang yang lebih muda.

Jika Anda khawatir apakah itu kanker kolorektal, ada baiknya segara cari pertolongan medis, terutama jika Anda memiliki salah satu faktor risiko di atas.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/22/101000723/8-penyebab-buang-air-besar-berdarah-yang-harus-diwaspadai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke