Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Lempeng Kuno Samudra Pasifik Terkubur di Bawah China, Apa Itu?

Kompas.com - 19/11/2020, 20:04 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

 

 

Terdapat dua anomali yang ditemukan dalam kasus ini, yang menurut tim terkait dengan sisi atas dan bawah dari lempeng tersebut.

"Berdasarkan detail analisis seismologi, diskontinuitas bagian atas diinterpretasikan sebagai diskontinuitas Moho dari lempeng subduksi," kata ahli geofisika Qi-Fu Chen dari Chinese Academy of Sciences.

Dalam studi yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience tersebut, Chen mengatakan diskontinuitas yang lebih rendah kemungkinan disebabkan oleh proses pelelehan parsial astenosfer sub-lempeng dalam kondisi hidro di bagian lempengan yang mengarah ke laut.

Sementara lempeng subduksi dapat diamati dalam proses di bawah China, di mana zona subduksi itu sendiri terletak jauh di timur, dengan kemiringan lempeng pad asudut 25 derajat yang relatif dangkal ke bawah.

Baca juga: Penyebab Gempa Bali, Ada Geliat di Lempeng Indo-Australia

 

"Jepang terletak di sekitar lempeng Pasifik dengan kedalaman sekitar 100 kilometer," kata ahli gempa Fenglin Niu dari Rice University.

Berkat pencitraan baru ini, para ilmuwan mendapatkan gagasan yang lebih baik gtentang apa yang terjadi pada lempeng subduksi saat mencapai bagian zona transisi ini. Termasuk berapa banyak kandungan air yang hilang dari kerak samudra akibat peristiwa tersebut.

Niu menambahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa lempeng Bumi sebenarnya banyak berubah bentuk di zona transisi mantel, yakni menjadi lebih lunak, sehingga mudah berubah bentuk.

"Kami masih memperdebatkan apakah air ini benar-benar dilepaskan di kedalaman tersebut. Ada semakin banyak bukti bahwa sebagian air tetap berada di dalam lempeng untuk masuk lebih dalam," imbuh Niu menjelaskan penemuan lempeng kuno Samudra Pasifik tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com