Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekebalan Virus Corona Bertahan Lebih Lama, Ini Efeknya pada Vaksin...

Kompas.com - 19/11/2020, 13:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com- Sebelumnya, beberapa studi mengungkap kekebalan virus corona hanya bertahan beberapa bulan saja. Sejumlah penelitian tersebut selama ini hanya berfokus pada antibodi, atau komponen protein dari sistem kekebalan.

Namun, studi baru menemukan bahwa kekebalan terhadap virus corona bisa bertahan lebih dari dari 6 bulan. Menurut ahli, temuan ini akan menjadi kabar baik juga bagi efektivitas vaksin.

Bahkan mungkin diperkirakan hingga bertahun-tahun, saat semua komponen memori kekebalan tubuh juga turut dipertimbangkan.

Studi tersebut telah dipublikasikan secara daring pada Senin lalu di biorxiv.org, dan menambah lagi penelitian tentang kekebalan tubuh terhadap virus SARS-CoV-2.

Kendati demikian, studi tersebut belum ditinjau oleh sejawat dan belum diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

Baca juga: Pola Aktivasi Sel Kekebalan pada Covid-19 Parah Mirip Penyakit Lupus

 

Seperti dikutip dari CNN, Kamis (19/11/2020), penelitian ini membawa informasi baru untuk memahami bagaimana kekebalan virus corona dapat bertahan lebih lama. Dalam studi ini, analisis menunjukkan beberapa kompartemen memori kekebalan lainnya.

Riset dilakukan terhadap 185 orang dewasa, usia 19 hingga 81 tahun, di Amerika Serikat yang telah pulih dari Covid-19, penyakit yang diakibatkan infeksi virus corona baru.

Sebagian besar peserta tersebut, mengalami sakit ringan akibat penyakit baru ini.

Komponen memori kekebalan

Para peneliti yang berasal dari La Jolla Institute for Immunology, University of California, San Diego, dan Icahn School of Medicine di Mount Sinai, menganalisis sampel darah peserta yang dikumpulkan dari berbagai titik setelah timbulnya gejala.

Baca juga: 4 Manfaat Ubi Jalar, Baik untuk Mata hingga Tingkatkan Kekebalan Tubuh

 

Ada beberapa sampel yang dikumpulkan lebih dari enam bulan kemudian. Para peneliti memeriksa komponen memori imun atau kekebalan pada sampel darah yang dikumpulkan tersebut.

Berdasarkan analisis komponen memori kekebalan tersebut, mereka menemukan bahwa antibodi 'bertahan lama' dengan hanya sedikit penurunan yang muncul pada enam sampai delapan bulan.

Akan tetapi, mereka mencatat bahwa tingkat respons kekebalan virus corona pada antibodi orang dewasa berada pada kisaran 200 kali lipat.

Ilustrasi vaksinasi yang diperoleh sebelumnya, menurut penelitian dapat melatih sistem kekebalan tubuh, sehingga di saat pandemi virus corona memberikan risiko infeksi Covid-19 yang lebih rendah.SHUTTERSTOCK/Africa Studio Ilustrasi vaksinasi yang diperoleh sebelumnya, menurut penelitian dapat melatih sistem kekebalan tubuh, sehingga di saat pandemi virus corona memberikan risiko infeksi Covid-19 yang lebih rendah.

Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa sel B memori terdeteksi pada hampir semua kasus Covid-19 yang tampaknya seiring waktu memori sel tersebut terus mengalami peningkatan.

"Memori sel B untuk beberapa infeksi lain telah diamati dan ternyata berumur panjang, termasuk 60+ tahun setelah vaksinasi cacar, atau 90+ tahun setelah infeksi influenza," tulis peneliti dalam makalah tersebut.

Peneliti mengidentifikasi dua jenis sel T dan menurut data mereka menunjukkan bahwa memori sel T mungkin mencapai tingkatan yang lebih stabil.

Atau fase pembusukan cenderung lebih lambat, bahkan lebih lambat dari 6 bulan pertama pascainfeksi.

Baca juga: Covid-19 Mematikan Beberapa Orang, Studi Ungkap Sistem Kekebalan bisa Melawan Balik

 

Kendati demikian, studi ini masih memiliki keterbatasan, termasuk diperlukannya lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah temuan serupa juga akan muncul di antara kelompok kasus yang lebih besar di lebih banyak titik waktu.

"Secara keseluruhan, ini adalah studi yang sangat penting yang mengkonfirmasi keberadaan memori kekebalan terhadap virus corona, tetapi dengan variasi dari orang ke orang," kata Lawrence Young, profesor onkologi molekuler di University of Warwick.

Dalam sebuah pernyataan yang didistribusikan oleh Science Media Center yang berbasis di Inggris, Young mengungkapkan variasi tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa orang yang memiliki tingkat infeksi asimtomatik yang sangat rendah.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Taktik Cerdik Virus Hindari Sistem Kekebalan

 

"Mungkin diharapkan bahwa orang yang sebelumnya terinfeksi dengan respons kekebalan yang rendah akan rentan terhadap infeksi ulang SARS-CoV-2," imbuh Young yang tidak terlibat dalam studi tersebut.

Namun, Young menggarisbawahi bahwa ada informasi penting dalam studi tersebut, yakni respons kekebalan virus corona tersebut bisa bertahan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

"Ini memungkinkan kami terus berharap bahwa vaksin yang efektif akan mampu mendorong sistem kekebalan perlindungan yang berkelanjutan," jelas Young.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com