Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awan Melingkar di Merapi, Adakah Hubungan dengan Status Siaga 3?

Kompas.com - 07/11/2020, 16:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Awan melingkar terlihat di puncak Gunung Merbabu, Gunung Merapi dan Gunung Lawu pada Kamis (5/11/2020) pagi.

Keberadaan awan itu dikaitkan oleh sebagian masyarakat dengan adanya kemungkinan bencana di wilayah sekitar tiga gunung tersebut.

Apalagi pada hari yang sama, Badan Penyeledikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari tingkat waspada ke siaga (level III).

Lantas benarkah ada kaitan antara fenomena awan tersebut dengan potensi bencana di gunung?

Baca juga: Status Gunung Merapi Siaga, Begini Kata Mbah Rono

Ahli vulkanologi Surono menegaskan bahwa keberadaan fenomena awan altocumulus lentikularis tersebut jelas tidak ada hubungannya dengan peningkatan status siaga Gunung Merapi.

"Enggak ada kaitannya, gunung api itu fenomena geologi, awan lentikularis itu fenomena meteorologi," kata Surono yang akrab disapa Mbah Rono kepada Kompas.com, Jumat (6/11/2020).

Berdasarkan keterangan Forecaster on Duty Badan Meteorology Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kepada Kompas.com, Sabtu (7/11/2020); dalam dunia meteorologi. awan yang terlihat di atas Gunung Lawu, Merbabu dan Merapi itu dikenal sebagai awan altocumulus lentikularis.

Awan ini terjadi akibat adanya gelombang gunung atau angin yang lapisan atasnya cukup kuat, dari salah satu sisi gunung, dan membentur dinding pegunungan.

Alhasil, kondisi tersebut menimbulkan turbulensi di sisi gunung lainnya dan membentuk awan-awan bertingkat yang berputar seperti lensa.

Baca juga: Status Siaga, Apakah Gunung Merapi Akan Meletus dalam Waktu Dekat?

Tidak berpotensi bahaya dan jarang terjadi

Ditegaskan Forecaster on Duty BMKG, secara umum, fenomena ini tidak berbahaya untuk masyarakat di sekitar wilayah tersebut.

"Tapi, bagi dunia penerbangan (awan altocumulus lentikularis) ini cukup berbahaya".

Awan altocumulus lentikularis dapat membahayakan penerbangan karena pesawat bisa mengalami turbulensi atau guncangan di sekitar awan saat melintasinya.

Dijelaskan juga bahwa fenomena awan yang satu ini memang jarang terjadi dan hanya bersifat momentum atau waktu-waktu tertentu saja.

Untuk diketahui, biasanya kemunculan awan altocumulus lentikularis ini ditandai dengan adanya kecepatan angin yang cukup kuat dan lebih dari beberapa hari di sekitar pegunungan.

Fenomena tersebut dapat berulang di suatu lokasi atau beberapa lokasi yang memiliki karakteristik seragam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com