Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Selama Oktober, Jumlah Siklon Tropis di Indonesia Lebih Banyak

Kompas.com - 03/11/2020, 07:17 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Saat ini Siklon tropis Goni yang telah berkembang menjadi siklon tropis kuat kategori 5 diwaspadai.

Siklon tropis ini bisa memicu gelombang tinggi perairan, hujan lebat, dan angin kencang di sejumlah daerah di Indonesia.

Selain itu juga dampak langsung berupa bencana banjir, longsor, dan angin kencang di Filipina.

Siklon tropis Goni terbentuk di Samudera Pasifik barat dan diprediksikan jalur lintasannya menuju Laut China Selatan hingga beberapa hari ke depan setelah melewati Filipina.

Baca juga: Siklon Tropis Saudel Terpantau, Waspada Gelombang Tinggi Capai 4 Meter

Menurut keterangan Deputi Klimatologi BMKG, Herizal dalam keterangan resminya, siklon tropis Goni merupakan siklon tropis ke-3 yang berdampak signifikan bagi sejumlah negara-negara Asia Tenggara di sekitar Laut China Selatan, setelah Siklon tropis Saudel dan Molave.

Menurut catatan BMKG, selama Oktober 2020, telah terjadi 7 siklon di Samudera Pasifik Barat dan Laut China Selatan.

Ini artinya fenomena siklon tropis pada Oktober jauh lebih banyak dari biasanya. Pasalnya, rata rata klimatologis kejadian siklon tropis adalah 3-4 kejadian.

Kejadian siklon tropis yang terjadi pada Oktober antara lain:

  • TC Chan-hom, 2 Oktober 2020
  • TS Linfa, 9 Oktober 2020
  • TS Nangka, 11 Oktober 2020
  • Depresi Tropis Ofel, 13 Oktober 2020
  • TC Saudel, 16 Oktober 2020
  • Depresi Tropis 20 W, 19 Oktober 2020
  • TC Molave, 23 Oktober 2020
  • TC Goni, 27 Oktober 2020
  • TS Atsani, 28 Oktober 2020.

TC adalah tropical cyclone (siklon tropis) sedangkan TS adalah tropical storm (badai tropis).

Untuk diketahui, keduanya adalah jenis badai tropis namun berbeda tingkatan. Jenis siklon tropis (TC) memiliki luasan pusaran dan kecepatan angin yang lebih kuat daripada jenis tropical storm (TS).

Peralatan BMKG Jambi di kawasan Bandara Sultan Thaha untuk memprakirakan cuaca di Jambi.KOMPAS.COM/JAKA HB Peralatan BMKG Jambi di kawasan Bandara Sultan Thaha untuk memprakirakan cuaca di Jambi.

Studi pembentukan siklon tropis

"Sejumlah studi menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah siklon tropis di Samudera Pasifik Barat dan Laut China Selatan dengan kejadian La Nina yang sedang berlangsung," ujar Harizal.

Sebagai contoh, laporan yang diterbitkan pada 2007 di Journal of Marine Systems menemukan bahwa pembentukan siklon (siklogenesis) memiliki peluang yang lebih besar menjelang musim dingin di Belahan Bumi Utara setelah permulaan La Nina, sementara lebih banyak pembentukan siklon pada musim panas selama permulaan El Nino.

Kemudian studi pada tahun 2000 yang terbit di Journal of Climate juga menyebutkan, dalam tahun-tahun La Nina, Laut China Selatan cenderung memiliki lebih banyak terjadi Siklon Tropis pada bulan September dan Oktober.

Sementara wilayah Samudera Pasifik Barat lainnya, aktivitas Siklon Tropis cenderung berkurang di bulan Agustus hingga November.

Namun penelitian lain yang dilakukan Chun Hsu pada 2013 juga studi yang dilakukan Camargo & Sobel pada 2004 mengatakan bahwa masih terdapat perbedaan pandangan di kalangan ilmuwan iklim.

Kedua laporan itu mengatakan, sebagian ilmuwan iklim menyatakan bahwa kondisi El Nino menyebabkan intensitas siklon tropis di wilayah ini lebih kuat dan memiliki durasi lebih lama.

Studi terbaru oleh Liu dan Chan pada 2017 yang terbit di International Journal of Climatology mengungkap, jika terjadi peristiwa La Niña dan keadaan suhu permukaan laut sekitar kolam hangat (warm pool) Indo-Pasifik mengindikasikan persistensi lebih dingin dari wilayah sekitarnya. Kemungkinan terjadinya siklon tropis akan melebihi kondisi normalnya.

Siklon Tropis Claudia Weather Zone Siklon Tropis Claudia

Memahami La Nina

"Perlu dipahami masyarakat bahwa La Nina bukanlah jenis badai tropis, bukan berupa pusat tekanan rendah dan pusaran angin yang menyebabkan curah hujan dan kecepatan angin ekstrim," terang Harizal.

La Nina adalah kondisi penyimpangan (anomali) suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin daripada kondisi normalnya, dan diikuti oleh penguatan aliran angin pasat timur.

La Nina terjadi dalam skala waktu beberapa bulan hingga tahun, dan mempengaruhi cuaca atau iklim global berupa kondisi lebih basah atau kering, lebih hangat atau dingin, dan dinamika cuaca lainnya yang berbeda di tiap wilayah di dunia.

Sedangkan badai atau siklon tropis adalah fenomena ekstrim gangguan cuaca dalam skala ratusan kilometer yang memiliki dampak bersifat regional baik dampak langsung maupun tidak langsung, dan berlangsung dalam beberapa hari.

Secara teoritis, badai atau siklon tropis umumnya hanya bisa berkembang dan menguat di wilayah tropis diluar 10 derajat lintang utara atau selatan.

Hal ini dikarenakan secara fisis pembentukan siklon dapat terjadi bila memenuhi syarat anomali suhu muka laut yang lebih hangat dibanding wilayah sekitarnya (umumnya lebih dari 28 derajat Celsius) dan adanya potensi pusaran yang besar karena pengaruh gaya korioli.

Gaya korioli di wilayah Indonesia umumnya bernilai kecil karena dekat dengan garis ekuator, sehingga relatif lebih kecil peluang terjadinya Siklon Tropis di Indonesia.

Baca juga: NASA Rekam Fenomena Siklon Tropis Genevieve dari Luar Angkasa

Imbauan

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang terhadap berita-berita yang tidak benar terkait badai tropis yang dianggap sama dengan fenomena La Nina ini. Diharapkan tetap waspada dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak La Nina yaitu dengan ancaman banjir, banjir bandang, dan longsor akibat curah hujan ekstrim.

"Masyarakat bisa berpartisipasi dengan memperbaiki saluran air, meningkatkan kapasitas tampungan air dan memanen hujan, serta memangkas ranting pohon yang berlebih ataupun rapuh. Berhati-hati dan memperhatikan tingkat kekuatan papan reklame dan jembatan penyebarangan, dan lebih perhatian terhadap perkembangan cuaca yang dinamis dan cepat," tegas Herizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com