KOMPAS.com - Minggu (25/10/2020) pukul 7.56 WIB, wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa diguncang gempa tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan, parameter update kekuatan gempa adalah M 5,6.
Episenter gempa terletak pada koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah Barat Daya Kota Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 62 km.
Gempa yang mengguncang Jawa Barat dan terasa di Jawa Tengah hingga Yogyakarta berdampak menyebabkan 29 rumah rusak dan 3 orang luka-luka.
Baca juga: Gempa Hari Ini: M 5,9 Guncang Pangandaran, Terasa Hingga Yogyakarta
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa ini sangat menarik untuk dicermati mengingat guncangannya yang berdampak merusak dan dirasakan hingga jarak yang jauh hingga Semarang dan Yogyakarta.
Berikut 5 fakta menarik terkait peristiwa gempa ini, yaitu:
1. Lokasi gempa dekat pusat pembangkit Tsunami Pangandaran
Daryono menganalisis, lokasi pusat gempa relatif dekat dengan pusat gempa pembangkit tsunami Pangandaran 17 Juli 2006 yang menyebabkan sebanyak 668 orang meninggal.
"Pusat gempa 25 Oktober 2020 kemarin terletak di sebelah utara. Sejauh 131 km dari pusat gempa berkekuatan 7,7 pembangkit Tsunami Pangandaran 2006," kata Daryono dalam keterangan resminya.
2. Ada patahan
Melihat kedalaman gempa ini 62 km, gempa ini diduga dipicu oleh adanya patahan atau deformasi pada badan lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
Bidang kontak antar 2 lempeng ini berada di kedalaman sekitar 50 km, sehingga jika gempa ini memiliki kedalaman 62 km maka pusat gempa ini berada di bawah bidang kontak antar lempeng.
3. Dampak guncangan
Salah satu ciri gempa "intraplate earthquake" memberi dampak guncangan (ground motion) yang lebih besar dari semestinya.
"Fakta ini tampak pada dampak gempanya, dengan kekuatan 5,6 yang mampu menyebabkan kerusakan 29 rumah rusak dengan spektrum guncangan yang luas mencapai Semarang dan Yogyakarta," kata Daryono.