Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Antibodi Covid-19 Bertahan 4 Bulan

Kompas.com - 16/10/2020, 09:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Xinhuanet

KOMPAS.com - Penelitian terbaru dari Finlandia menunjukkan bahwa antibodi setelah terinfeksi Covid-19 bertahan setidaknya empat bulan.

Kesimpulan ini dilaporkan Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Finlandia (THL) pada Selasa (13/10/2020).

Riset kolaborasi yang dilakukan THL dan Kota Helsinski menunjukkan, antibodi Covid-19 terbentuk satu bulan setelah infeksi dan masih dapat dideteksi hingga empat bulan lamanya.

Ini artinya, antibodi Covid-19 bertahan lebih lama dari yang diperkirakan ilmuwan sebelumnya.

Baca juga: Vaksinasi November, Uji Klinis Vaksin Covid-19 Tetap Sesuai Jadwal

Merit Melin, ilmuwan senior THL mengatakan penelitian ini fokus pada antibodi yang dapat menetralkan virus corona SARS-CoV-2 di kondisi laboratorium.

"Hampir semua pasien membentuk antibodi penawar dan sebagian besar mempertahankannya selama periode pengamatan (empat bulan)," kata Melin dilansir Xinhuanet, Selasa (13/10/2020).

Dia mencatat, penelitian internasional sejauh ini jarang berfokus pada antibodi yang menetralkan virus.

Sementara itu, kepala dokter di THL Hanna Nohynek menggarisbawahi pentingnya hasil riset ini dengan tujuan pengembangan vaksin.

"Seperti halnya vaksin yang bertujuan untuk menciptakan antibodi yang tahan lama, artinya temuan kekebalan alami bertahan lebih lama dari yang diperkirakan adalah suatu hal menjanjikan," katanya dalam siaran pers.

Rilis tersebut menjelaskan bahwa reaksi kekebalan alami menghasilkan antibodi yang menargetkan lonjakan protein virus dan sebagian besar vaksin yang saat ini dikembangkan juga dibuat berdasarkan struktur ini.

Baca juga: Obat Antibodi Ganda Diklaim Jadi Terapi Ampuh Obati Covid-19

Penelitian, yang dimulai pada Maret 2020, melibatkan 129 orang dalam keluarga di mana setidaknya ada satu orang didiagnosis Covid-19.

64 di antaranya memiliki diagnosis yang dikonfirmasi dengan tes polymerase chain reaction (PCR). Di antara 64 orang itu, antibodi terdeteksi dalam 63 kasus.

Sementara 17 orang lainnya mengembangkan antibodi meskipun mereka tidak memiliki infeksi yang dikonfirmasi oleh PCR.

Pada tahap berikutnya, riset ini mencoba melakukan verifikasi antibodi selama enam atau tujuh bulan ke depan.

Secara global, untuk melawan epidemi Covid-19, negara-negara seperti Inggris, China, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat, berpacu dengan waktu untuk mengembangkan vaksin virus corona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com