Charpentier sedang mempelajari salah satu bakteri yang paling berbahaya bagi manusia, Streptococcus pyogenes, ketika dia menemukan molekul tracrRNA yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Baca juga: Nobel Kedokteran 2020 Diraih 3 Ilmuwan Penemu Virus Hepatitis C
Penelitian lanjutan yang dilakukan olehnya dan dipublikasikan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa tracrRNA adalah bagian dari sistem imun kuno bakteri, CRISPR/Cas, yang bisa melucuti virus dengan membelah DNA virus.
Pada tahun yang sama, Charpentier juga memulai kerjasama dengan Doudna, seorang pakar biokimia dengan spesialisasi RNA.
Mereka berdua berhasil menciptakan ulang gunting genetik S. pyogenes di dalam tabung reaksi dan menyederhanakan komponen molekulnya agar menjadi lebih mudah digunakan.
Charpentier dan Doudna juga berhasil membuktikan bahwa teknologi ini bisa dikontrol untuk memotong molekul DNA apa pun pada bagian yang telah ditentukan, agar dapat diprogram ulang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.