Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/09/2020, 17:06 WIB
The Conversation,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Inti Matahari itu seperti apa? - Sophie, 8 tahun, Perth, Australia

Inti Matahari berisi miliaran atom hidrogen, elemen paling ringan di jagat raya. Tekanan yang sangat besar dan suhu yang sangat panas memampatkan atom-atom ini sehingga membentuk atom-atom baru yang lebih berat.

Inilah yang disebut dengan fusi nuklir. Atom-atom hidrogen yang tergencet ini membentuk zat baru yang disebut helium.

Marilyn Chung / Lawrence Berkeley National Laboratory Sebuah plasma hidrogen berpendar berwarna merah jambu dalam sebuah eksperimen fusi di Lawrence Berkeley National Laboratory di Amerika Serikat.

Kini kita telah berada di inti Matahari, jadi seperti apa sebenarnya? Bukan saja segala sesuatu di sini sangat terang, tapi bisa jadi warnanya merah jambu!

Kita tidak bisa yakin sepenuhnya seperti apa inti itu terlihat di mata manusia, namun kita telah melihat di laboratorium di Bumi bahwa plasma hidrogen memiliki pendaran warna merah jambu.

Jadi kita bisa memperkirakan bahwa plasma hidrogen di inti Matahari juga akan terlihat sama.

Saat atom-atom bergabung menjadi satu, mereka mengeluarkan energi dalam jumlah besar dalam bentuk cahaya. Cahaya ini akan keluar dari inti, masuk ke zona radiatif lalu berpantulan ke sana kemari, sebelum akhirnya tiba ke zona konvektif.

Lalu cahaya itu akan bergerak ke permukaan Matahari melalui gelembung-gelembung plasma raksasa, dan dari permukaan itu, cahaya akan dapat bergerak bebas di angkasa.

Sudah waktunya kita meninggalkan tempat terpanas di tata surya kita ini dan kembali ke Bumi. Kita telah menempuh perjalanan sejauh 700.000 km jauh ke dalam Matahari, melewati gelembung-gelembung zona konvektif, melewati miliaran sinaran cahaya di zona radiatif, dan ke dalam inti tempat atom berfusi yang misterius.

Saat kita mendarat kembali di Bumi dan melihat Matahari di angkasa, ini hampir sama dengan melihat ke masa lalu. Kita tahu bahwa cahaya yang kita lihat tercipta ratusan ribu tahun yang lalu, di tempat terpanas di tata surya kita!

Sara Webb

PhD candidate in Astrophysics, Swinburne University of Technology

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com