KOMPAS.com - Nyamuk merupakan hewan yang cukup menyebalkan untuk manusia. Ia menghisap darah manusia dan meninggalkan bekas gigitan yang gatal, sakit dan bengkak.
Bila Anda adalah salah satu orang yang muak dengan hal ini, dan berharap dapat memelihara beberapa predator nyamuk untuk mengontrol keberadaannya di rumah; ada kabar baik dan buruk.
Dilansir dari Sciencing, (22/11/2019), memang ada beberapa hewan yang memakan nyamuk, tetapi memeliharanya tidak akan cukup untuk mengurangi populasi nyamuk di rumah secara signifikan. Hewan-hewan itu adalah:
1. Capung
Serangga yang memakan nyamuk termasuk capung dan sepupu mereka yang kurang dikenal, capung jarum.
Capung cenderung makan pada siang hari; sementara nyamuk yang paling aktif pada malam hari, bersembunyi di semak-semak. Hal ini membuat capung dewasa jarang memakan nyamuk.
Namun, larva capung benar-benar memakan larva nyamuk. Bahkan ketika berada berdekatan, larva capung bisa merusak larva nyamuk sebelum sempat bertumbuh dewasa.
Baca juga: Jangan Lupakan, Penularan Penyakit karena Nyamuk Masih Terus Terjadi
Selain capung, predator lainnya di dunia serangga adalah anggang-anggang (Gerridae) dan Gyrinidae yang suka memakan larva nyamuk ketika mengapung di permukaan air.
2. Burung Pemakan Nyamuk
Burung yang memakan nyamuk termasuk martin ungu, burung layang-layang, angsa, bebek, dan burung penyanyi migrasi. Biasanya, predator ini memakan nyamuk pada tahap dewasa dan tahap akuatik (larva).
Martin ungu mungkin adalah burung yang paling terkenal sebagai pemakan nyamuk. Padahal, julukan tidak benar. Konsumsi nyamuk tidak lebih dari 3 persen total makanan martin ungu.
3. Kelelawar
Kelelawar rupanya juga memakan nyamuk. Bahkan, mereka tergolong pemakan yang andal.
Menggunakan kemampuan ekolokasi, di mana kelelawar mengeluarkan bunyi dan menangkap pantulannya untuk mengetahui lokasi beberapa objek secara pasti, mamalia ini dapat dengan mudah memangsa serangga-serangga lain.
Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi oleh University of Wisconsin yang menemukan bukti nyamuk di guano (kotoran) lebih dari 70 persen kelelawar liar yang diteliti.