Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badak Sumatera Kritis, Berikut Upaya Penyelamatan Populasi Satwa Asli Indonesia Ini

Kompas.com - 23/09/2020, 13:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Dana yang dikeluarkan untuk perlindungan spesies dalam rangka mendukung RAD ini senilai hampir Rp100 miliar untuk di Sumatera, dan sekitar Rp16 miliar di Kalimantan.

"Yayasan Kehati melalui mitra-mitra di tingkat lokal dan bersama seluruh pihak akan terus mendukung program pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia, termasuk penyelamatan Badak Sumatera, baik yang terdapat di Sumatera dan Kalimantan," kata Riki dalam diskusi daring bertajuk Urgensi Penyelamatan Populasi Badak Sumatra, Selasa (22/9/2020).

Riki berkata, dalam upaya penyelamatan satwa dan menjaga kelestarian alam, tidak dapat dilakukan hanya dengan satu jalan saja.

Baca juga: Badak Sumatera Terancam Punah, Ini Faktor Penyebabnya

 

Misalnya, tidak bisa terjadi jika hanya sumber daya manusianya, tanpa regulasi dan pendanaan. Sebab, pelestarian alam untuk kepentingan manusia ini membutuhkan semua aspek dan dukungan yang berkaitan tersebut.

"Agar tujuan ini dapat terwujud, kami berharap RAD yang telah disusun dapat selaras dengan rencana pembangunan jangka menengah dan panjang pemerintah daerah," ujarnya.

Senada dengan Riki, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ir Wiratno MSc juga berkata demikian.

Baca juga: Badak Sumatera Jantan Malaysia Mati, Harapan Bertumpu pada Indonesia

 

"Ini harus ada pendanaan dan SDM yang cukup besar dalam upaya memperlancar rencana aksi darurat (untuk menjaga populasi Badak Sumatera)," kata dia.

Ia juga menegaskan, semua upaya yang dilakukan dalam RAD Badak Sumatera juga tidak bisa terlepas dari basis data dan keilmuan yang jelas.

Hal itu perlu dilakukan supaya RAD bisa berjalan dengan baik, sesuai target yang diharapkan, dan tidak justru membuat kebijakan beserta tindakan berbagai pihak menjaga populasi badak asli Indonesia ini menjadi sia-sia.

"Pelestarian dan tindakan terhadap Badak ini memerlukan sains atau upaya kolektif berbasis evidence based dan scientist," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com