Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Izinkan Obat Herbal Afrika untuk Pengobatan Potensial Infeksi Virus Corona

Kompas.com - 21/09/2020, 16:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung pengujian obat-obat potensial, salah satunya obat herbal potensial untuk mengobati infeksi virus corona.

Bukan hanya pengobatan modern dan vaksin yang diupayakan sebagai senjata untuk melawan pandemi Covid-19.

Saat ini, berbagai pengobatan tradisional mulai diteliti secara ilmiah yang dapat dipergunakan untuk menangangi pandemi ini.

Seperti dikutip dari Science Alert, Senin (21/9/2020), WHO mengesahkan protokol untuk menguji obat-obatan herbal Afrika sebagai pengobatan potensial untuk virus corona dan epidemi lainnya.

Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak akhir 2019, telah turut mendorong potensi penggunaan obat-obatan tradisional untuk memerangi penyakit kontemporer.

Baca juga: WHO Rekomendasikan Obat Steroid untuk Pengobatan Pasien Covid-19 Kritis

 

Salah satunya obat herbal Afrika, yang ditawarkan oleh presiden Madagaskar. Minuman berbasis artemisia, tanaman dengan khasiat yang terbukti mengobati penyakit malaria sempat disambut dengan cemooh.

Namun, pada Sabtu lalu, para ahli di WHO dan tim ilmiah lainnya telah mengesahkan protokol uji klinis pengobatan herbal fase III untuk obat Covid-19 Madagaskar.

Para ahli menilai uji klinis tahap III sangat penting dalam menilai keamanan dan kemanjuran produk medis baru.

"Jika suatu produk obat tradisional ditemukan aman, berkhasiat dan terjamin kualitasnya, WHO akan merekomendasikan untuk manufaktur lokal skala besar yang dapat dilacak dengan cepat," kata Prosper Tumusiime, direktur regional WHO.

Ilustrasi obat herbal. WHO mengizinkan protokol uji klinis obat tradisional dari Afrika untuk pengobatan potensial Covid-19 dalam memerangi pandemi virus corona.SHUTTERSTOCK/Santhosh Varghese Ilustrasi obat herbal. WHO mengizinkan protokol uji klinis obat tradisional dari Afrika untuk pengobatan potensial Covid-19 dalam memerangi pandemi virus corona.

Tumusiime mengatakan serangan Covid-19, seperti juga wabah Ebola di Afrika Barat, telah menyoroti perlunya penguatan sistem kesehatan dan program penelitian, serta pengembangan yang dipercepat.

"Termasuk pada (potensi) obat-obatan tradisional," kata Tumusiime.

Tumusiime memang tidak merujuk secara khusus pada minuman herbal asal Madagaskar yang disebut COVID-Organics, atau CVO, yang dianggap Presiden Andry Rajoelina sebagai obat untuk virus corona baru.

Baca juga: WHO Tangguhkan Semua Percobaan Hidroksiklorokuin untuk Obat Covid-19

 

Obat tradisional tersebut telah didistribusikan secara luas di Madagaskar dan dijual ke beberapa negara lain, terutama di Afrika.

Direktur WHO Afrika Matshidiso Moeti mengatakan pada Mei lalu, bahwa pemerintah Afrika telah berkomitmen untuk menggunakan 'terapi tradisional' pada tahun 2000 lalu, melalui uji klinis yang sama seperti pengobatan lainnya.

"Saya memahami kebutuhan, dorongan untuk menemukan sesuatu yang dapat membantu. Tapi kami sangat ingin mendorong proses ilmiah di mana pemerintah sendiri yang membuat komitmen," jelas Moeti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com