Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Minta Jangan Maklumi Lansia yang Pikun, Ini 10 Gejala Demensia

Kompas.com - 21/09/2020, 07:28 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika seseorang berada pada fase usia lanjut atau lansia, penurunan daya ingat atau kepikunan menjadi hal yang dianggap lumrah oleh banyak orang.

Dengan kata lain, pikun itu dimaklumi karena dianggap sudah tua.

Namun ternyata, pandangan maklum pelupa atau pikun karena sudah tua (lansia) sebenarnya keliru.

Para ahli mengingatkan bahwa pikun sebenarnya merupakan salah satu gangguan dari demensia yang bisa berlanjut menjadi alzheimer. Hal ini dapat menganggu diri sendiri dan orang lain.

Baca juga: Punya Keluarga Demensia? Ini 4 Tips Merawat ODD di Tengah Pandemi Covid-19

Direktur Regional Alzheimer Asia Pasifik sekaligus Penggagas Alzheimer's Indonesia (ALZI), DY Suharya mengatakan, kita seharusnya tidak maklum dengan pikun.

"Jangan maklum dengan pikun, Alzheimer's Indonesia terus konsisten menyuarakan kalau ada kakek atau nenek kacamatanya ketinggalan di kulkas berkali-kali, jangan dimaklumi, segera cek fungsi kognitif otaknya," kata Suharya dalam diskusi daraing bertajuk Mari Berbicara Seputar Demensia, Jumat (4/9/2020).

Hal itu dikarenakan, bisa jadi kondisi tersebut merupakan pertanda bahwa mereka telah mengalami demensia atau Alzheimer.

Anda dapat mudah mengetahui Alzheimer, jika memiliki beberapa gejala dari 10 gejala berikut ini.

1. Gangguan daya ingat

Gejala umum pada Orang Dengan Demensia (ODD) atau Alzheimer adalah terjadi gangguan pada daya ingatnya.

ODD umumnya sering lupa akan kejadian yang baru saja terjadi. Menceritakan dan menanyakan hal yang sama berulang-ulang, dan lupa akan satu hal dalam frekuensi yang terlalu sering.

Misalnya, sering lupa meletakkan kacamata dan menanyakan atau menceritakan hal yang sama berulang kali.

Ilustrasi merawat Orang Dengan Demensia (ODD) di masa pandemi Covid-19.SHUTTERSTOCK/Photographee.eu Ilustrasi merawat Orang Dengan Demensia (ODD) di masa pandemi Covid-19.

2. Sulit fokus

Anda perlu mewaspadai gejala seperti melakukan hal yang biasa dilakukan dan sederhana, tapi cenderung menjadi lebih susah dan perlu waktu lama.

Misalnya, tidak bisa lagi mengoperasikan telepon atau ponsel, tidak mampu lagi melakukan perhitungan sederhana, dan melakukan pekerjaan menjadi lebih lama dari biasanya.

3. Sulit melakukan kegiatan familiar

Gejala demensia lainnya yaitu seringkali sulit untuk merencakan atau menyelesaikan tugas sehari-hari.

Seperti bingung cara mengatur keuangan, mengendarai mobil atau motor, dan juga memasak yang sebenarnya rutin ia lakukan dalam kesehariannya.

4. Disorientasi waktu dan tempat

Mengalami disorientasi waktu dan tempat juga merupakan salah satu gejala atau pertanda demensia.

Umumnya, disorientasi waktu dan tempat membuat ODD bingung akan waktu.

Sebagai contoh, tiba-tiba mengajak ke pasar padahal sudah jam 10 malam, bingung di mana mereka berada dan tidak tahu jalan pulang meskipun tempat tersebut adalah tempat yang sering dikunjungi.

5. Sulit memahami visuospasial

Kesulitan memahami visuospasial yang dimaksudkan dalam gejala demensia bisa Anda cirikan dengan pertanda sebagai berikut.

  • Kesulitan mengukur jarak
  • Sulit membedakan warna (tanpa adanya kondisi buta warna)
  • Tidak mengenali wajah sendiri di cermin
  • Seringkali menabrak cermin atau pintu kaca ketika berjalan
  • Kesulitan mencari jalan keluar yang sebelumnya dilalui
  • Selalu tumpah saat menuangkan air ke gelas untuk minum

Ilustrasi pikun, demensiaSHUTTERSTOCK/fizkes Ilustrasi pikun, demensia

6. Gangguan komunikasi

Gejala demensia juga bisa dilihat dari gangguan komunikasi seseorang saat berbicara.

Biasanya ODD tidak bisa mencari kata yang tepat dan sering berhenti di tengah percakapan, lalu bingung untuk melanjutkannya.

Misalnya, seorang istri minta tolong kepada suaminya sambil memegang pergelangan tangannya dan berkata,"Pa, tolong ambilin itu... ehm.. apa namanya... ehmm... itu loh.. jam dinding ibu di..".  Padahal yang dimaksud adalah jam tangan.

7. Meletakkan barang tidak pada tempatnya

Gejala ODD bisa berupa menyimpan barang tidak pada tempatnya.

Bahkan, ironisnya kadang curiga ada yang mencuri atau menyembunyikan barang tersebut, sehingga berdampak terhadap orang-orang di sekitarnya.

Hal ini seringkali membuat orang lain dituduh terganggu dan merasa kesal. Untuk itu, segeralah untuk memeriksakan diri ke dokter agar dapat ditangani dengan tepat perilaku tersebut.

8. Salah membuat keputusan

Salah membuat keputusan yang dimaksudkan dalam gejala demensia bisa meliputi beberapa diantaranya seperti, bingung menentukan suatu hal, susah menghitung, berpakaian tidak serasi atau terbalik, dan lain sebagainya.

9. Menarik diri dari pergaulan

Anda perlu mewaspadai diri Anda sendiri ataupun anggota keluarga Anda yang cenderung menutup diri dari pergaulan, baik lingkungan keluarga maupun pertemanannya.

Gejala yang sering terjadi adalah mereka menarik diri dari pergaulan dengan atau tanpa alasan yang jelas, tidak memiliki inisiatif untuk melakukan aktivitas yang biasa dinikmati, cenderung diam saja dengan mata menerawang.

Termasuk, tidak lagi melakukan hobi yang biasa dinikmati.

Menarik diri dari pergaulan ini juga erat kaitannya dengan kesepian, yang bisa memicu seseorang mengalami demensia.

Baca juga: 75 Persen Kematian Pasien Covid-19 adalah Orang Dengan Demensia

10. Perubahan perilaku dan kepribadian

Terjadi perubahan emosi secara drastis juga bisa jadi salah satu gejala dari demensia.

Perubahan emosi drastis yang dimaksudkan seperti tiba-tiba marahh pada anggota keluarga sendiri tanpa alasan yang jelas. Dengan beberapa pertanda berikut.

  • Orang tersebut berubah menjadi lebih sensitif
  • Menjadi mudah tersinggung
  • Hal kecil dapat memicu kemarahan yang meledak-ledak dan berlebihan
  • Iritabilitas
  • Depresi
  • Mudah kecewa
  • Suka merasa bingung
  • Curiga
  • Putus asa

Dalam kondisi ini, mereka juga akan sangat bergantung pada anggota keluarga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com