Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Alam Semesta: Apakah Bulan juga Termasuk Planet?

Kompas.com - 11/09/2020, 20:31 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Ukuran Bulan sangat besar dibandingkan dengan Bumi. Bahkan, ukurannya kira-kira seperempat ukuran dari planet kita.

Tak heran jika di sistem Tata Surya terdengar seperti "double planet" atau "planet ganda". 

Lantas, benarkah Bulan dan Bumi adalah planet ganda?

Ilmuwan bulan Barbara Cohen, seperti dikutip dari situs milik badan antariksa Amerika (NASA), menjelaskan bagaimana fungsi bulan sangat mirip dengan planet.

Mungkin kita pernah mendengar tentang keputusan International Astronomical Union (IAU) untuk mendefinisikan planet.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Mengapa Bulan Purnama Pengaruhi Gelombang Pasang di Lautan?

 

IAU mendefinisikan "planet ganda" sebagai sistem di mana kedua benda memenuhi definisi planet, Bumi adalah planet dan Bulan adalah satelit, setidaknya saat ini dibawah aturan IAU.

Tapi tahukah bahwa fungsi Bulan kita seperti planet?

Banyak hal yang harus dipelajari tentang bagaimana planet terbentuk dan berevolusi.

Seperti Bumi, satelit alami kita ini memiliki kerak, mantel dan inti. Lapisan interior ini menurut ilmuwan ada di sebagian besar planet, bahkan, jika keraknya terbuat dari batu atau es. 

Mars mungkin memiliki kerak, mantel, dan inti, begitu pula Venus dan Merkurius.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Hal Aneh, Tidak Punya Air Bagaimana Bulan bisa Berkarat?

 

Dikutip dari Universe Today, Jumat (11/9/2020), pertama, penting untuk memahami apa definisi resmi dari "planet", setidaknya menurut International Astronomical Union.

Dengan kata-katanya sendiri, menurut pemungutan suara di Praha pada tahun 2006, serikat pekerja memiliki definisi tentang planet.

Salah satunya menjelaskan bahwa planet adalah benda langit yang mengorbit mengelilingi Matahari, memiliki massa yang cukup untuk gaya gravitasi sendiri untuk mengatasi gaya benda kaku.

Sehingga ia mengambil bentuk kesetimbangan hidrostatik (hampir bulat), dan telah membersihkan lingkungan di sekitar orbitnya. 

Penampakan permukaan Bulan yang diambil dari NASA Mariner 10 pada tahun 1973.NASA/JPL/Northwestern University Penampakan permukaan Bulan yang diambil dari NASA Mariner 10 pada tahun 1973.

Artinya, sebuah planet harus bergerak mengelilingi Matahari (dan tidak bergerak mengitari benda lain), cukup masif untuk memiliki bentuk bulat akibat gravitasi, dan akan menukik debu atau puing di orbitnya saat bergerak mengelilingi Matahari.

Tapi mari memperjelas tentang definisi IAU tentang planet selalu bukannya tanpa kontroversi.

Salah satunya terkait status planet Pluto yang menurut salah satu kontingen mengatakan planet kerdil ini memang sebuah planet. Hal itu didasarkan pada penyelidikan sebuah pesawat ruang angkasa, New Horizons.

Alan Stern adalah orang yang mempertegas hal tersebut, bahwa Pluto memang sebuah planet dan bukan bulan, meski ukurannya tidak seperti planet-planet lainnya yang mengorbit pada Matahari.

Dia mengatakan bahwa garis antara planet kerdil dan planet terlalu artifisial, dan definisi dari "cleared neighborhood" itu berlumpur.

Baca juga: Video NASA Uji Mesin untuk Misi Ruang Angkasa ke Bulan

 

 

Bumi sendiri memiliki banyak asteroid yang mengikutinya atau mendekati atau melintasi orbit, belum lagi planet besar seperti Jupiter.

Bulan bukanlah fenomena unik di tata surya ini, dalam artian ada planet lain yang memiliki satelit di sekelilingnya. Bahkan, Jupiter dan Saturnus memiliki lusinan bulan yang merupakan satelit alami mereka.

Lebih lanjut Cohen mengatakan Bulan mungkin tidak didefinisikan sebagai planet, tetapi ia bertindak seperti planet.

Mempelajari bulan memungkinkan kita mempelajari tentang cara kerja semua planet.

Karena Bulan itu kuno, seperti kapsul waktu kembali ke masa awal Tata Surya kita. Tapi, bulan terlihat begitu indah memantulkan sinar matahari di malam yang gelap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com