KOMPAS.com - Bulan purnama merupakan salah satu fenomena alam yang menghiasi langit dengan kilauan cahaya yang indah.
Namun, tahukah Anda, jika fenomena alam ini memberi dampak atau pengaruh bagi Bumi?
Melansir Live Science, Kamis (18/6/2020), Bulan dan Matahari bergabung untuk menciptakan pasang-surut di lautan Bumi.
Sebenarnya efek gravitasi begitu kuat, sehingga kerak planet Bumi terentang setiap hari oleh pasang surut yang sama.
Pasang surut permukaan laut merupakan peristiwa besar yang terjadi akibat perbedaan dalam efek gravitasi di satu sisi objek, seperti Bumi, dibandingkan lainnya.
Baca juga: Malam Ini Fenomena Bulan Purnama Strawberry Juni, Apa Maknanya?
Lantas, bagaimana gelombang pasang di lautan itu terjadi saat bulan purnama?
Lautan di sisi Bumi yang menghadap ke Bulan tertarik oleh gravitasi Bulan lebih kuat dari pusat planet ini.
Sementara di sisi lain Bumi, gelombang pasang lain terjadi, karena pusat planet ini ditarik ke arah Bulan dengan kekuatan yang lebih besar dari sisi lautan terjauh.
Baca juga: Bulan Purnama Terakhir Dekade Ini Terjadi Hari Ini, Bagaimana Rupanya?
Pada dasarnya, itu membuat planet ditarik menjauh dari lautan, yakni kekuatan negatif yang secara efektif mengangkat laut menjauh dari Bumi.
Untuk diketahui, pasang surut atau gelombang pasang lautan di Bumi terjadi dua kali setiap hari saat Bumi berputar pada porosnya atau berotasi setiap 24 jam.
Setiap bulan purnama, maka Bulan, Bumi dan Matahari akan berada di posisi tertentu di sepanjang garis di ruang angkasa.
Selanjutnya, daya tarik yang menyebabkan gelombang pasang terjadi, akibat gravitasi Matahari yang memperkuat gravitasi Bulan.