KOMPAS.com - Bulan lalu, pemerintah Rusia mengumumkan telah menyetujui penggunaan vaksin corona secara massal untuk memerangi Covid-19.
Namun, hal ini justru menimbulkan banyak reaksi kontra dari para ilmuwan dan komunitas ilmiah di dunia.
Sebab, vaksin corona yang dinamai Sputnik V itu dianggap belum menyelesaikan fase 3, tentang pengujian keamanan vaksin untuk melawan virus corona baru.
Melansir Science Alert, Jumat (11/9/2020), para ilmuwan barat mencemaskan data keamanan dari vaksin tersebut.
Baca juga: Ilmuwan Rusia Laporkan Vaksin Corona Merespons Kekebalan Tubuh
Hal itu disampaikan para peneliti dalam jurnal The Lancet yang diterbitkan pada Kamis (10/9/2020).
Mereka meminta agar klarifikasi studi tentang potensi vaksin Covid-19 Rusia dapat dilakukan setelah penelitian mereka berada di bawah pengawasan.
Vaksin Sputnik V diambil dari nama satelit era Soviet yang pertama kali diluncurkan ke luar angkasa pada tahun 1957.
Baca juga: Vaksin Corona Butuh Lebih dari 1 Dosis Suntikan, Kenapa?
Disetujuinya vaksin tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan ilmuwan Barat atas kurangnya data keamanan, dengan beberapa peringatan bahwa terlalu terburu-buru dalam menyetuji penggunaan vaksin bisa berbahaya.
Minggu lalu, para peneliti Rusia mempublikasikan temuan uji coba mereka di jurnal The Lancet, yang artinya penelitian mereka telah menjalani tinjauan dari rekan sejawat.
Para peneliti menyebut bahwa vaksin Rusia tersebut terbukti aman dan dapat ditoleransi dengan baik, di antara beberapa lusin sukarelawan.
Kendati demikian, sebuah surat terbuka yang ditandatangani minggu ini oleh lebih dari 30 ahli yang berbasis di Eropa meragukan temuan tersebut.