Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Covid-19 Terindikasi Happy Hypoxia, Apa yang Harus Dilakukan?

Kompas.com - 08/09/2020, 13:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Nah, jika hasil pemeriksaan saturasi 94 ke bawah, tetapi tidak memiliki keluhan atau gejala fisik apapun, maka Anda mengalami happy hypoxia atau silent hypoxemia.

Agus berkata, happy hypoxia atau silent hypoxemia ini menjadi berbahaya, karena pasien yang merasa tidak ada gejala, umumnya tidak segera mendapat penanganan medis, sehingga bisa dengan tiba-tiba mengalami sesak napas yang dapat berakibat fatal pada kematian.

Ketika kadar oksigen yang rendah di dalam darah tidak segera diberikan tindakan suplementasi oksigen atau terapi lain, untuk meningkatkan kembali kadar oksigen, alhasil saat infeksinya di paru meluas dan hipoksianya bertambah berat, pasien baru akan merasa sesak napas saat kadar oksigennya sudah terlalu rendah.

Itu sebabnya, ketika dibawa ke rumah sakit, seringkali kondisinya sudah tidak bisa teratasi, karena sudah sangat parah.

Apa yang harus dilakukan jika ada indikasi hypoxemia atau hypoxia?

Agus menegaskan, bahwa happy hypoxia inilah yang menyebabkan pasien Covid-19 meninggal dunia, padahal sebelumnya terlihat tidak memiliki gejala.

Sehingga, masyarakat atau pasien yang saat ini sudah terlanjur terinfeksi Covid-19 dan merasa tidak ada gejala, tetap harus memastikan kondisi diri dengan melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh, termasuk orang tanpa gejala.

Adapun, beberapa cara medis untuk mendiagnosis hipoksia atau hipoksemia bisa dilakukan dengan beberapa tes berikut:

- Tes oksimetri

- Tes darah lengkap

- Tes fungsi paru

- Analisis gas darah

- Elektrokardiogram (EKG)

- Foto rontgen atau CT Scan pada dada

- CT Scan atau MRI pada kepala

- Echo jantung

Baca juga: Mengapa Pasien Covid-19 Bisa Alami Gejala Tersembunyi Happy Hipoxia?

Setelah pemeriksaan, tenaga medis akan memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan berdasarkan analisis hasil pemeriksaan.

Jika memang tidak bergejala dan hasil pemeriksaan juga menunjukkan tidak adanya temuan pneumonia ataupun hipoksemia, maka tenaga medis biasanya akan menyarankan untu melakukan isolasi mandiri di rumah.

Sebaliknya, jika nyatanya ditemukan pneumonia ataupun hipoksemia, tenaga medis akan menyarankan untuk mengambil tindakan terapi atau perawatan untuk mengatasinya.

Terapi yang akan diberikan pun beragam tergantung dengan kondisi dan hasil evaluasi pemeriksaan, bisa berupa terapi tambahan oksigen melalui masker atau selang hidung, terapi hiperbarik, dan juga bisa dengan alat bantu napas (ventilator).

Baca juga: Ahli Sebut Gejala Happy Hypoxia Sudah Muncul di Indonesia Sejak Maret

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com