Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Mengapa Donasi Susu Formula Saat Pandemi Covid-19 Berbahaya?

Kompas.com - 10/08/2020, 10:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Menyusui juga membantu ibu yang dalam kondisi stres untuk menjalin ikatan batin dan sekaligus mengasuh anaknya dengan baik. Tanpa disusui, kemampuan bayi melawan infeksi berkurang.

Sebaliknya, bayi yang diberi susu formula memiliki risiko lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit, bahkan ketika kondisinya cukup buruk, berisiko meninggal.

Dengan alasan ini, Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan ibu yang terinfeksi Covid-19 tetap dapat melakukan kontak kulit segera setelah melahirkan dengan bayinya, berada dalam kamar perawatan yang sama (rawat gabung) dan terus menyusui.

Risiko terinfeksi rendah saat disusui

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa risiko infeksi Covid-19 tergolong rendah jika bayi dirawat bersama ibu dan disusui.

Penelitian dari New York menunjukkan tidak ada satu bayi dari 116 bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi Covid-19 menjadi terinfeksi. Dalam penelitian lain, 666 bayi yang lahir dari ibu yang terkena Covid-19, hanya 28 bayi yang terinfeksi.

Bayi yang disusui tidak lebih berisiko terinfeksi Covid-19 dibanding bayi yang diberi susu formula, dan telah terbukti pemisahan ibu dan bayi setelah melahirkan tidak mencegah penularan. Antibodi Covid-19 telah ditemukan dalam ASI yang membantu bayi melawan infeksi Covid-19.

Jika bayi terinfeksi, mereka jarang menjadi parah dan tidak memiliki gejala. Bahkan bayi prematur kemungkinan tidak mengalami infeksi yang parah jika tertular Covid-19.

Meski demikian, ibu mengalami banyak tantangan untuk menyusui bayinya.

Beberapa kebijakan organisasi kesehatan beberapa negara menyatakan untuk memisahkan ibu dan bayi pasca melahirkan dan tidak diperbolehkan menyusui di masa pandemi. Meski kemudian beberapa merevisi kebijakan tersebut.

Tantangan lainnya adalah pengurangan layanan non-esensial seperti penghapusan atau pengurangan kelas edukasi menyusui, layanan konsultasi menyusui, pemeriksaan kehamilan lebih sedikit di beberapa layanan kesehatan.

Tantangan ini tidak hanya terjadi negara berkembang seperti di Indonesia.

Sebuah penelitian di Australia menunjukkan banyak ibu merasa stres dan tidak nyaman dengan kondisi pandemi ini. Ketika mereka mengalami kesulitan dalam menyusui, mereka ragu untuk datang ke klinik atau rumah sakit karena takut tertular Covid-19 jika mengunjungi RS atau sarana layanan kesehatan lainnya.

Salah satu hikmah dari pandemik ini adalah semakin banyak ibu yang menyadari pentingnya menyusui sebagai pelindung bayi mereka dari infeksi. Mereka juga sadar bahwa ASI merupakan sumber makanan yang aman dan selalu tersedia, sehingga mereka tidak perlu khawatir akan kemampuan mereka membeli susu formula.

Australian Breastfeeding Association (ABA), misalnya, menunjukkan banyak ibu yang menghubungi layanan konseling mereka untuk bantuan menyusui. Para konselor dari ABA meyakinkan bahwa hal wajar jika bayi menyusu lebih sering pada waktu yang kurang nyaman dan bahwa stres ibu tidak mempengaruhi produksi ASI.

Mari dukung ibu menyusui untuk melindungi kesehatan bayi

Tak hanya meningkatkan risiko kesehatan pada bayi dan ibu, penggunaan susu formula berkontribusi dalam polusi dan perubahan iklim karena produksi formula membutuhkan banyak sumber daya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com