Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Munculnya Penyakit-penyakit Zoonosis Jenis Baru

Kompas.com - 24/07/2020, 10:28 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Sekitar 60 hingga 70 persen penyakit menular pada manusia berasal dari hewan. "Termasuk juga campak," jelas Isabella Eckerle yang mengepalai pusat penelitian penyakit baru akibat virus di Klinik Universitas di Jenewa, Swiss.

"Diperkirakan, domestikasi hewan ribuan tahun lalu telah menyebabkan virus campak menginfeksi manusia," jelas Eckerle.

Baik virus, bakteri, parasit, maupun prion, semuanya adalah memicu penyakit zoonosis, yakni penyakit pada manusia yang berasal dari hewan. Penyakit rabies, TBC, HIV, toksoplasmosis, yang ditularkan oleh kucing, serta penyakit pes atau sampar juga termasuk penyakit zoonosis.

Baca juga: Pemotongan Hewan Kurban, Waspada Potensi Penyakit Zoonosis dari Sapi dan Kambing

Penyakit sampar bahkan menjadi salah satu wabah paling mematikan di dunia.

Pada abad ke-14, lebih dari 50 juta orang di Eropa tewas akibat penyakit yang ditularkan oleh kutu tikus ini.

Meski telah diberantas di Eropa, masih ditemukan juga kasus penyakit sampar di beberapa daerah di Afrika, Asia, Selatan, Amerika Tengah dan Utara. Madagaskar, misalnya, masih mencatat 120 kematian akibat wabah pes pada tahun 2017.

Rute transmisi beragam

Zoonosis tidak hanya dapat menyebar melalui kontak langsung dari hewan ke manusia, tetapi juga dapat menular melalui udara atau makanan yang terkontaminasi.

Patogennya dapat ditemukan dalam produk hewani seperti susu, daging atau telur.

Jika tidak dipanaskan di suhu yang memadai atau disiapkan dalam kondisi yang tidak bersih, makanan dapat menjadi sumber infeksi yang berbahaya. Salmonella, misalnya.

Cara transmisi lain yaitu lewat vektor atau perantara.

Vektor dapat memindahkan patogen dari inang ke manusia, tetapi vektornya sendiri tidak menjadi sakit sendiri.

Dalam sejumlah kasus, kutu merupakan vektor penyakit zoonosis.

Contoh penyakit yang ditularkan seperti meningitis yang biasa terjadi pada awal musim panas dan penyakit Lyme. Selain kutu, nyamuk juga merupakan vektor sejulah penyakit seperti malaria dan demam berdarah.

Ilustrasi KutuShutterstock.com Ilustrasi Kutu

Ditularkan dari hewan liar

Sejak wabah SARS di tahun 2003, para ilmuwan menyelidiki hewan-hewan liar untuk mencari tahu dari mana berasalnya suatu penyakit. Hewan pengerat dan kelelawar menjadi fokus penyelidikan para ilmuwan.

"Ada banyak spesies kelelawar dan lebih dari seribu spesies tikus yang membawa patogen. Tentu saja, beberapa dari patogen tersebut ada yang tetap tinggal di dalam inang mereka, tetapi ada juga yang menginfeksi manusia," terang Eckerle.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com