KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bukti yang muncul tentang penyabaran virus corona jenis SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 melalui airborne atau udara.
Hal ini disampaikan WHO dalam briefing media di Jenewa yang dilakukan Selasa (7/7/2020).
Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis pandemik Covid-19 di WHO, mengatakan, kami telah membicarakan mengenai kemungkinan transmisi lewat udara dan transmisi aerosol (partikel virus melayang di udara) sebagai salah satu bentuk transmisi dari Covid-19.
Benedetta Allegranzi, pemimpin teknis untuk pengegahan dan pengendalian infeksi WHO juga mengatakan bahwa ada bukti yang muncul tentang transmisi virus corona lewat udara, tetapi tidak definitif.
"Kemungkinan akan adanya transmisi lewat udara di lingkungan publik - khususnya di kondisi yang sangat spesifik, padat, tertutup dan berventilasi buruk telah dideskripsikan, (dan) tidak bisa dikesampingkan," ujarnya, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (7/7/2020).
Berkaitan dengan penularan virus corona melalui udara atau airborne, spesialis paru dari RSUP Persahabatan dr. Budhi Antariksa, Sp.P (K), Ph.D, angkat bicara.
Baca juga: WHO Akui Adanya Bukti Penyebaran Virus Corona Covid-19 Lewat Udara
Terkait kemungkinan penularan airborne seperti yang disampaikan WHO, kata Budhi, hingga saat ini datanya belum dianggap valid. Namun kemungkinan virus corona SARS-CoV-2 menular lewat airborne ada.
"(Gagasan penularan virus corona bisa terjadi lewat udara) ini akan mengubah tata cara kita untuk melindungi diri kita," kata Budhi dalam acara diskusi online bertajuk Menyiapkan Kehidupan Normal dengan Meningkatkan Daya Tahan Tubuh yang diadakan Imboost, Kamis (9/7/2020).
Salah satu perubahan jika penyebaran Covid-19 bisa melalui udara terbukti benar adalah penggunaan masker.
"Mungkin maskernya pun akan lebih yang protektif karena jika (virus corona) airborne berarti dia ada di mana-mana, di udara sekitar," imbuh Budhi yang juga sebagai staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).